kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.759.000   14.000   0,80%
  • USD/IDR 16.530   -100,00   -0,61%
  • IDX 6.312   88,27   1,42%
  • KOMPAS100 903   6,88   0,77%
  • LQ45 712   2,66   0,38%
  • ISSI 198   3,50   1,80%
  • IDX30 373   2,21   0,60%
  • IDXHIDIV20 448   3,53   0,79%
  • IDX80 103   0,27   0,27%
  • IDXV30 108   0,52   0,49%
  • IDXQ30 122   0,86   0,71%

Kata pengamat pajak soal lonjakan PPN di akhir tahun


Rabu, 30 Oktober 2019 / 20:09 WIB
Kata pengamat pajak soal lonjakan PPN di akhir tahun
ILUSTRASI. Petugas melayani wajib pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Tanah Abang Dua, Jakarta, Rabu (21/11/2018). Ditjen Pajak menyatakan hingga Oktober 2018 penerimaan pajak telah mencapai Rp1.016,52 triliun atau 71,39 persen dari target APBN sebesar R


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Secara siklus, penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada akhir tahun bisanya mengalami pertumbuhan. Namun, dalam kondisi ekonomi yang lesu ada kemungkinan setorannya belum bisa moncer.

Pengamat Pajak Danny Darussalam Tax Center (DDTC) Darussalam mengatakan     terkait dengan penerimaan PPN hingga akhir tahun memang benar bahwa pada akhir tahun Oktober-Desember umumnya akan mengalami lonjakan penerimaan. Meski demikian terdapat kecenderungan realisasinya akan mengalami pertumbuhan year on year (yoy) secara negatif.

Darussalam menilai hal ini melihat tren bahwa selama 2019 pertumbuhan penerimaan PPN dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) selalu negatif.

Baca Juga: Menimbang penerimaan PPN hingga akhir tahun di tengah percepatan restitusi pajak

Penyebab utamanya dikarenakan oleh lemahnya PPN dan PPnBM impor, serta tidak agresifnya konsumsi dalam negeri jika dibandingkan tahun 2018 kemarin.

“Dengan kata lain, lebih disebabkan oleh melambatnya ekonomi,” kata Darussalam kepada Kontan.co.id, Rabu (30/10).

Sedangkan terkait dengan percepatan restitusi, Darussalam mengatakan akan tetap berharap bahwa hal tersebut tidak selalu dikaitkan dengan penerimaan. Menurutnya adanya restitusi merupakan konsekuensi logis dari mekanisme PK-PM dalam sistem PPN.

Kata dia dengan mempertimbangkan bahwa lesunya penerimaan PPN tahun ini yang lebih disebabkan oleh tekanan ekonomi, mau tidak mau solusinya terletak pada upaya pemerintah menjaga konsumsi domestik.

Baca Juga: Pemerintah genjot penerimaan pajak, ini saran konsultan pajak

Sementara itu, Direktur Potensi, Kepatuhan, Penerimaan Pajak, Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Yon Arsal mengatakan biasanya sepanjang Oktober-Desember penerimaan PPN tumbuh.

“Akhir Oktober puncaknya Wajib Pajak (WP) bayar PPN, cuma bulannya kan belum tutup, besok baru bisa dilihat. Karena hari ini bakal banyak pemasukan dari PPN impor dan PPN dalam negeri,” kata Yon di Kompleks Kemenkeu, Rabu (30/10).

DJP pesimistis realisasi penerimaan PPN sampai dengan akhir Oktober 2019 bisa melebihi target pertumbuhan sekitar 20% year on year (yoy). Yon bilang pada akhir tahun ini penerimaan PPN masih sulit karena karena profitabilitas korporasi, volume produksi, dan penjualan eceran dalam tren menurun.

Baca Juga: Beragam tantangan di bahu calon Dirjen Pajak baru

Namun demikian, DJP meyakini realsiasi PPN sepanjang Januari-Oktober 2019 mampu menembus pencapaian tahun lalu dengan rata-rata penerimaan PPN sebesar 14,97% yoy dengan kontribusi dari PPN Orang Pribadi (OP) sebesar 21% yoy dan PPN Dalam Negeri di level pertumbuhan 8,94% yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×