Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
“Ini bukan hanya masalah pemerintah. Semua orang di dunia ini kena, makanya harus saling mengingatkan.” ujar Ketua PMI ini. Untuk masyarakat, menurut JK ada dua cara menghadapi corona. Yaitu menghindari atau membunuhnya.
JK melanjutkan, pemerintah harus memprioritaskan penanganan kesehatan ketimbang stimulus ekonomi. “Mau pakai stimulus apapun, kita juga tidak ada dananya. Harus mengutang lagi terus. Intinya adalah menghidupkan kembali ekonomi dengan cara membunuh virus ini." imbuhnya.
Menurutnya, bila virus bisa ditangani, otomatis perekonomian akan kembali bergerak. Itu karena masyarakat bisa beraktivitas kembali secara normal.
Baca Juga: Uji coba awal sukses, Thailand ingin jadi yang pertama punya vaksin corona
Khusus untuk anak muda. JK juga punya pesan. Menurutnya, anak muda harus jalani kehidupan seperti biasa. Soalnya menurut dia, banyak cara kreatif untuk jalani kehidupan di tengah pandemi.
“Tetap belajar,. Sekarang banyak caranya belajar. Bisa lewat online. Jangan di rumah hanya main game dan tidur saja.” tegas JK.
Ruang Dialog dengan Pembuat Kebijakan
Minimnya ruang kritik yang sehat anak-anak muda saat ini mendorong Opini AHA! hadir. Anak muda Indonesia butuh ruang bersuara. Ruang ekspresi, berpendapat dan kritik sehat tanpa takut dipidana. Sayangnya, hal itu belum terpenuhi.
Padahal, kebebasan berekspresi sangat penting untuk anak muda. Hal itu bisa membangun budaya beropini, berdiskusi, menyampaikan pendapat dan kritik yang sehat. Apalagi, sarana untuk menyuarakan itu semua saat ini sangat mudah. Salah satunya lewat media sosial.