kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

'Juni 2020, ada tanda-tanda secercah harapan, cahaya yang baik bagi ekonomi kita...'


Kamis, 09 Juli 2020 / 04:00 WIB
'Juni 2020, ada tanda-tanda secercah harapan, cahaya yang baik bagi ekonomi kita...'


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonomi dalam negeri terus melemah akibat pandemi Covid-19 di sepanjang paruh semester I tahun 2020. Meski demikian, Pemerintah meyakini pemulihan ekonomi Indonesia akan dimulai pada kuartal III-2020.

Penyebaran virus corona memang membuat ekonomi dunia terpukul, tak terkecuali Indonesia. Sebagian besar aktivitas ekonomi berhenti akibat kebijakan penutupan wilayah untuk menekan penularan virus. Alhasil, pada kuartal I-2020 pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mencapai 2,97%, jadi yang terendah sejak 2001. Bahkan, pertumbuhan ekonomi kuartal II-2020 diperkirakan kontraksi 3,1%.

Meski demikian, Deputi I Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan, ada angin segar ekonomi akan pulih di semester terakhir tahun ini. Hal tersebut tercermin dari beberapa indikator yakni PMI manufaktur Indonesia, indeks keyakinan konsumen, dan inflasi.

Baca Juga: Ekonom IKS menilai saat ini bukan waktu yang tepat untuk revisi UU BI

"Tapi ada hal yang menarik, di Juni 2020 ada tanda-tanda secercah harapan, cahaya yang baik bagi ekonomi kita, ditunjukkan oleh leading indicator," ujarnya dalam webinar BNI: Percepatan Sektor Ekonomi Pemenang Fase New Normal, Rabu (8/7/2020).

Ia menjelaskan, pada Juni 2020 PMI manufaktur Indonesia meningkat ke 39,1. Jauh lebih baik dari posisi April 2020 yang anjlok ke 27,5 dan Mei 2020 yang sebesar 28,6. Begitupula dengan indeks keyakinan konsumen yang bergerak naik ke 83,8, membaik dari posisi di Mei 2020 yang berada di 77,8. Iskandar bilang, ini tak lepas dari penerapan kenormalan baru untuk kembali mengaktifkan perekonomian.

Baca Juga: Dinilai telah berkembang pesat, pemerintah dituntut kembangkan ekonomi digital

"Mei itu keyakinan konsumsen terhadap ekonomi Indonesa anjlok, tapi secara bertahap di Juni mulai meningkat," kata dia.

Penerapan kenormalan baru juga berimbas pada inflasi. Ekonomi yang mulai pulih meningkatkan permintaan sehingga berdampak pada kenaikan harga komditas. Menurut dia, ini terlihat dari kenaikan harga daging dan telur ayam ras.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Juni 2020 terjadi inflasi 0,18%. Daging ayam ras menjadi komoditas dominan yang memberi andil pada inflasi sebesar 0,14%, sedangkan telur ayam ras sebesar 0,04%.

"Kantor-kantor mulai dibuka, dan itu ciptakan warung-warung seputar kantor. Akibatnya permintaan lauk meningkat, implikasinya terjadi peningkatan harga telur dan daging ayam ras. Ini menunjukkan secercah harapan bahwa permintaan meningkat, dan aktivitas ekonomi sudah mulai bergerak," jelas Iskandar.

Baca Juga: Ekonom Core proyeksikan pertumbuhan ekonomi kuartal III terkontraksi -3% sampai -4%

Oleh sebab itu, Iskandar memastikan pemerintah akan terus mendorong percepatan pemulihan ekonomi dengan berbagai kebijakan. Pemerintah sudah mengalokasikan anggaran penanganan Covid-19 sebesar Rp 695,20 triliun. Anggaran itu untuk menangani kesehatan, perlindungan sosial, dukungan bagi UMKM, dunia usaha, dan pemerintah daerah.

Ini tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2020 tentang Perubahan Postur dan Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2020. Kemudian, ada program exit strategy yang dijalankan berkaitan dengan kebijakan kenormalan baru.

Baca Juga: Uang Pensiunan PNS bakal naik, Menteri Tjahjo: Mari berdoa agar ekonomi membaik

Menurut Iskandar, ada dua yang perlu dipertimbangkan dalam aspek exit strategy yakni perekonomian pulih dan aman dari virus. Pencegahan penyebaran virus dilakukan melalui perluasan kapasitas treatment dan testing, serta menemukan obat dan vaksin. Kemudian penyelamatan perekonomian global dengan memberi dukungan bagi masyarakat dan dunia usaha yang terdampak, pembukaan ekonomi saat virus mereda, dan percepatan pemulihan ekonomi.

"Jadi bagaimana menjaga kesehatan masyarakat secara bersamaan dengan memberikan makan pada masyarakat kita. Ini memang bukan hal yang gampang, tapi kita perlu selamatkan perekonomian kita namun di sisi lain juga mencegah covid menyebar di rakyat kita," kata Iskandar.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul ""Di Juni 2020 Ada Tanda-tanda Secercah Harapan, Cahaya yang Baik bagi Ekonomi Kita...""
Penulis : Yohana Artha Uly
Editor : Erlangga Djumena

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×