kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jokowi sebut Indonesia masih butuh 3 juta alat pelindung diri bagi tenaga medis


Senin, 30 Maret 2020 / 15:14 WIB
Jokowi sebut Indonesia masih butuh 3 juta alat pelindung diri bagi tenaga medis
ILUSTRASI. Pekerja mengenakan baju pelindung yang telah jadi di Kwaon, Jemawan, Jatinom, Klaten, Jawa Tengah, Kamis (26/3/2020). Produksi alat pelindung diri (APD) yaitu baju pelindung yang terbuat dari kain 'waterproof' tersebut dijual dengan harga Rp100 ribu per b


Reporter: Abdul Basith | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Petugas medis Indonesia masih membutuhkan Alat Pelindung Diri (APD) sebanyak 3 juta unit hingga akhir Mei 2020.

Hal itu disampaikan oleh Presiden Joko Widodo. Sementara, saat ini stok APD yang telah disalurkan ke sejumlah daerah dinyatakan telah menipis.

Baca Juga: Presiden Jokowi umumkan darurat sipil dalam penanganan virus corona

"Laporan yang saya terima saat ini stok APD makin terbatas dan perhitungan menunjukkan bahwa kita membutuhkan kurang lebih 3 juta APD hingga akhir Mei," ujar Jokowi saat membuka rapat terbatas melalui video conference di Istana Bogor, Senin (30/3).

Oleh karena itu, Jokowi bilang, perlu ada percepatan pengadaan APD. Hal itu untuk memastikan petugas medis dapat bekerja dengan aman dan dengan alat medis yang memadai.

Pengadaan APD akan diprioritaskan dari produksi dalam negeri. Total terdapat 28 produsen yang dapat menyediakan APD di Indonesia.

Baca Juga: Sosiolong UI Imam Prasojo: Saatnya menggalang solidaritas lawan pandemi virus corona

"Untuk mendukung produksi APD saya juga minta diberikan kemudahan untuk bahan baku yang masuk dari impor," terang Jokowi.

Selain APD, Jokowi juga meminta pengadaan bagi ventilator agar juga bisa diproduksi dalam negeri. Pengadaan secara cepat juga diperlukan untuk alat pengecekan Covid-19.

Alat pengecekan tersebut termasuk rapid test, reagen, dan PCR harus tersedia. Penggunaan alat rapid test pun ditekankan kepada tenaga medis dan keluarganya serta pasien dengan status ODP.

Baca Juga: Inggris dikabarkan marah besar dengan China soal penanganan covid-19

"Rapid test saya minta yang diberikan prioritas adalah tenaga kesehatan berserta seluruh lingkaran keluarganya, dan khususnya yang terkena status ODP," jelas Jokowi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×