kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Jokowi naikkan target pemeriksaan spesimen Covid-19 jadi 20.000 per hari


Kamis, 04 Juni 2020 / 11:06 WIB
Jokowi naikkan target pemeriksaan spesimen Covid-19 jadi 20.000 per hari
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo


Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo menaikkan target pemeriksaan spesimen virus corona (Covid-19) menjadi 20.000 spesimen per hari.

Angka tersebut dua kali lipat dari target sebelumnya. Target pemeriksaan 10.000 spesimen per hari sebelumnya telah berhasil dicapai.

"Saya harapkan target berikutnya 20.000 per hari. Ini harus sudah mulai kita rancang menuju ke sana," ujar Jokowi saat membuka rapat terbatas melalui video conference di Istana Merdeka, Kamis (4/6).

Baca Juga: UPDATE corona di Jakarta Rabu (3/6) positif 7.539, sembuh 2.534, meninggal 529

Pemeriksaan Covid-19 di Indonesia diakui masih minim. Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 per hari Rabu (3/6) total spesimen yang diperiksa sebanyak 354.434 spesimen dari 246.433 orang.

Berdasarkan angka tersebut pemeriksaan spesimen Covid-19 masih di bawah standar yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). WHO menetapkan standar pemeriksaan spesimen Covid-19 sebanyak satu banding 1.000 penduduk per minggu.

Saat ini penyebaran Covid-19 di Indonesia telah memasuki minggu ke 14 sejak kasus pertama. Artinya minimal pemeriksaan spesimen Covid-19 sebanyak 3,78 juta.

Selain peningkatan uji spesimen, Jokowi juga meningkatkan pelacakan secara agresif. Metode pelacakan dapat dilakukan dengan berbagai cara menggunakan teknologi.

"Dilakukan lebih agresif lagi dengan menggunakan bantuan sistem teknologi telekomunikasi, bukan dengan cara konvensional lagi," terang Jokowi.

Baca Juga: UPDATE Corona Indonesia, Rabu (3/6): Total 28.233 kasus, DKI dan Jatim paling banyak

Jokowi mencontohkan pelacakan menggunakan teknologi telekomunikasi seperti Selandia Baru dan Korea Selatan. Selandia Baru disampaikan Jokowi menggunakan digital diary sementara Korea Selatan menggunakan mobile GPS sebagai data pelacakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×