kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Jokowi minta Kementan bangun kawasan pertanian berskala besar untuk atasi impor


Senin, 11 Januari 2021 / 11:36 WIB
Jokowi minta Kementan bangun kawasan pertanian berskala besar untuk atasi impor
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. TRIBUNNEWS/BIRO PERS/LAILY RACHEV


Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo meminta Kementerian Pertanian mengatasi masalah impor pangan dengan membangun kawasan berskala besar secara ekonomi. Penanaman komoditas pangan berskala kecil dinilai tidak cukup untuk mengatasi masalah impor. 

Pasalnya dalam lahan kecil tersebut tak akan memberikan harga yang efisien bagi petani. "Percuma kita berproduksi dikit-dikit gak akan ngaruh apa-apa dengan yang impor-impor tadi," ujar Jokowi saat membuka rapat kerja nasional pertanian di Istana Negara, Senin (11/1).

Jokowi menjelaskan lahan yang kecil akan membuat biaya pokok produksi menjadi tinggi. Sehingga harga yang ditanam di lahan tersebut akan lebih mahal dibandingkan dengan harga komoditas yang diimpor.

Baca Juga: Jokowi jamin vaksin Covid-19 di Indonesia dapat izin EUA dan BPOM

Sementara bila menyesuaikan harga dengan harga impor, maka petani akan mengalami kerugian. Hal itu yang disebut Jokowi tidak suksesnya pembangunan pada lahan kecil. "Kalau harga tidak kompetitif, ya akan sulit kita bersaing, sehingga ini harus dibangun dalam sebuah lahan yang sangat luas," terang Jokowi.

Jokowi memerintahkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk mencari lahan yang cocok bagi komoditas yang masih diimpor. Antara lain jagung, kedelai, tebu, beras, dan bawang putih.

Hal itu juga dilakukan dalam pengembangan lumbung pangan baru atau food estate yang tengah dikembangkan saat ini. Pengembangan food estate di Kalimantan Tengah dan Sumatra Utara akan menjadi contoh ke depan.

Selanjutnya: Jokowi ingatkan krisis pangan di tengah pandemi Covid-19

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×