kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jokowi malu asap Indonesia disebut masuk ke negara tetangga


Rabu, 07 Agustus 2019 / 06:00 WIB
Jokowi malu asap Indonesia disebut masuk ke negara tetangga


Reporter: Abdul Basith | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo menyampaikan rasa malunya bila asap dari hutan Indonesia masuk ke negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

Pada pekan ini, Jokowi akan melakukan lawatan ke Malaysia dan Singapura. Namun, ia bilang masalah asap Indonesia telah menjadi berita utama di negara tersebut.

Baca Juga: Listrik padam, PLN pastikan beri kompensasi dan investigasi penyebabnya

"Saya tahu minggu kemarin sudah jadi headline, cirebu masuk lagi ke negara tetangga kita. Saya cek cirebu ini apa, ternyata asap. Hati-hati malu kita kalau nggak bisa menyelesaikan ini," ujar Jokowi saat membuka Rakornas Penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Istana Negara, Selasa (6/8).

Jokowi memerintahkan seluruh pihak yang bertugas menjaga Karhutla dapat bekerja dengan baik. Selama 4 tahun terakhir Jokowi mengklaim Indonesia bisa menjaga Karhutla.

Terakhir Karhutla besar terjadi pada tahun 2015. Meski kondisi saat ini belum separah tahun 2015 lalu, namun titik panas yang terlihat sudah melebihi tahun 2018 lalu.

Baca Juga: Jokowi larang menteri keluarkan kebijakan strategis, simak pandangan ekonom

Hal itu diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto. Wiranto bilang dibandingkan tahun 2015, jumlah titik panas periode Januari hingga Juli 2019 turun 81,65%.

"Namun dibandingkan dengan tahun 2018 ada kenaikan sebesar 69%," jelas Wiranto.

Sementara itu Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup (LHK) Siti Nurbaya mengklaim belum ada asap yang masuk ke Malaysia. Hal itu berdasarkan pantauan langsung di lapangan.

Baca Juga: Presiden Jokowi tandatangani Inpres moratorium izin hutan

"Sudah ke perbatasan di Sanggau tidak ada asap yang pindah dan di Malaysia apinya banyak juga," terang Siti.

Pemantauan langsung diperlukan untuk memastikan citra satelit. Pasalnya hasil pantauan satelit memiliki selisih jarak yang membuat sulit mendeteksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×