kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jokowi: Kurikulum pendidikan jangan kaku, harus fleksibel


Kamis, 31 Oktober 2019 / 20:02 WIB
Jokowi: Kurikulum pendidikan jangan kaku, harus fleksibel
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Wakil Presiden Maruf Amin (kanan) memimpin rapat kabinet terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (20/10/2019). Ratas tersebut membahas penyampaian program dan kegiatan di bidang perekonomian. ANTARA FOTO/Wahyu Put


Reporter: Abdul Basith | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kurikulum pendidikan yang lebih fleksibel dalam menghadapi perubahan teknologi.

Perubahan teknologi membuat pergeseran pekerjaan. Meski ada tantangan kehilangan pekerjaan, Jokowi bilang hal tersebut bisa dimanfaatkan dalam perkembangan pekerjaan.

Baca Juga: Jokowi perintahkan Menteri ESDM Arifin Tasrif optimalkan EBT demi tekan impor migas

"Kalau kita bisa mempersiapkan justru peluang itu bisa semakin banyak," ujar Jokowi saat membuka rapat terbatas di Kantor Presiden, Kamis (31/10).

Oleh karena itu perlu ada pengembangan dari kurikulum yang ada. Kurikulum pendidikan di Indonesia perlu mengikuti perkembangan zaman tersebut.

"Jangan terlambat dan kurikulum pun jangan kaku, harus fleksibel, sejalan dengan perubahan dunia yang kita alami," terang Jokowi.

Selain itu Jokowi juga meminta perbaikan kualitas guru. Perlu percepatan dan peningkatan agar kualitas pendidikan merata di seluruh Indonesia.

Baca Juga: Jokowi minta anggaran pertahanan dimanfaatkan untuk genjot industrialisasi

Penerapan teknologi juga perlu dilakukan untuk perbaikan dam percepatan memperluas, mempercepat, dan memudahkan akses pelayanan di bidang pendidikan maupun di bidang kesehatan.

Jokowi juga menegaskan agar Balai Latihan Kerja (BLK) meningkatkan relevansi dengan dunia kerja. Peserta pelatihan harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan dunia kerja.

"Oleh sebab itu dilakukan reskilling dan upskilling untuk angkatan kerja agar memiliki strong competitiveness yang baik," jelas Jokowi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×