kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Jokowi: Investasi yang mau masuk jadi ngerem gara-gara corona


Rabu, 04 Maret 2020 / 14:18 WIB
Jokowi: Investasi yang mau masuk jadi ngerem gara-gara corona
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo bergegas usai menyampaikan keterangan kepada wartawan di beranda belakang Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (3/3/2020). Presiden Jokowi mengakui bahwa dampak penyebaran virus corona (COVID-19) mulai terasa di sektor ekonomi. ANTARA FOTO


Reporter: Abdul Basith | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dampak penyebaran virus corona (COVID-19) mulai terasa di sektor ekonomi. Presiden Joko Widodo mengingatkan dampak COVID-19 pada sektor investasi. 

Akibat adanya COVID-19 Jokowi bilang investasi memilih menunggu untuk masuk ke dalam negeri. "Investasi mau masuk karena ada corona jadi ngerem," ujar Jokowi saat membuka rapat kerja Kementerian Perdagangan 2020, Rabu (4/3).

Baca Juga: Tambah stimulus fiskal, Sri Mulyani kaji opsi penangguhan PPh 21 bagi perusahaan

Padahal sebelumnya COVID-19 membawa pengalihan belanja ke Indonesia. Belanja negara lain yang sebelumnya ke China beralih ke sejumlah negara setelah COVID-19 menyebar di China.

Indeks manajer pembelian (PMI) China merosot akibat COVID-19 sebesar 35,1. Sementara Indonesia mengalami kenaikan PMI sebesar 50,9. "Artinya ada pesanan dari negara lain yang masuk ke China belok ke kita," terang Jokowi.

Pengalihan tersebut berdampak pada kapasitas industri Indonesia yang bertambah. Namun tidak dipungkiri pula suplai bahan baku industri Indonesia juga mengalami penurunan.

Sebelumnya China merupakan pemasok bahan baku besar bagi Indonesia. Jokowi bilang impor bahan baku barang elektronik saja mencapai US$ 10 miliar per tahun.

Baca Juga: The Fed pangkas suku bunga, Sri Mulyani harap inflow meningkat ke Indonesia

Turunnya produksi China membuat Indonesia perlu mengalihkan impor. Oleh karena itu perlu ada relaksasi untuk menjaga pertumbuhan industri tersebut. "Kalau ada tambahan pesanan (tapi) suplai bahan baku nggak ada ya percuma, mau ngerjain apa," jelas Jokowi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×