kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jokowi Bertemu dengan Pengusaha Uni Emirat Arab, Ini Empat Poin yang Dibahas


Sabtu, 02 Juli 2022 / 08:00 WIB
Jokowi Bertemu dengan Pengusaha Uni Emirat Arab, Ini Empat Poin yang Dibahas
Presiden Joko Widodo berdialog dengan sejumlah investor dan pengusaha di Hotel Emirates Palace, Abu Dhabi, PEA, Jumat (1/7/2022).


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) berdialog dengan sejumlah investor dan pengusaha dalam kunjungan kerjanya di Persatuan Emirat Arab (PEA), yang juga dikenal dengan Uni Emirat Arab (UEA).

Para pengusaha dan investor Uni Emirat Arab yang hadir yaitu National Security Advisor Sheikh Tahnoun bin Zayed Al Nahyan, CEO Group G42 Ltd Peng Xiao, CEO Abu Dhabi Holding Mohamed Hassan Al Suwaidi, dan Executive Director Lulu Group Ashraf Ali.

Menteri BUMN Erick Thohir yang turut serta dalam pertemuan tersebut mengatakan, para investor dan pengusaha Uni Emirat Arab optimistis untuk bekerja sama dalam beberapa proyek kedua negara.

Erick menjelaskan, ada empat poin yang didiskusikan Presiden dengan para pengusaha. Pertama mengenai logistik udara. Menurutnya di era sekarang yang penuh ketidakpastian dalam hal logistik dan rantai pasok, Indonesia dan PEA bisa menjadi mitra yang saling menguntungkan.

Baca Juga: Bertemu Pengusaha Persatuan Emirat Arab (PEA), Jokowi Bahas 4 Poin Ini

"Indonesia sebagai pusat dari supply chain karena Indonesia kaya dengan sumber daya alam seperti energi, pangan, dan lain-lain, secara bersamaan Uni Emirat Arab ini bisa menjadi jendela untuk Indonesia untuk melakukan transaksional dari barang-barang kita ke luar negeri," papar Erick dalam keterangan resmi, Jumat (1/7).

Selain itu, kerjasama di sektor ini juga menjadi bagian pembukaan lapangan kerja yang sangat besar untuk Indonesia, hingga memaksimalkan kerja sama ekonomi.

Kedua, pertemuan membahas ibu kota Nusantara (IKN). Erick menjelaskan bahwa Indonesia dengan pertumbuhan ekonomi dan penduduknya yang pesat memang perlu membuat ibu kota baru. Ia memandang bahwa, pemerintah perlu menyiapkan kota masa depan untuk penduduk yang saat ini mayoritas berusia muda.

"UEA sendiri, Abu Dhabi sangat optimistis melihat ini sesuatu yang baik karena melihat percontohan kota-kota besar di dunia yang sekarang menjadi juga pusat pertumbuhan ekonomi masing-masing negaranya," imbuhnya.

Ketiga, pertemuan juga membahas soal pembangunan wisata laut dalam konteks ekonomi biru. Jokowi ingin agar pembangunan ekonomi biru tersebut dapat turut menjaga alam Indonesia, yang tidak sekadar mengeksploitasinya.

"Kita mempunyai Raja Ampat, mempunyai juga ada yang namanya Komodo yang sangat dilindungi. Nah ini sekarang kita coba melihat bagaimana membangun peta biru secara menyeluruh, wisata laut kita yang friendly atau sangat bersahabat dengan alam dan juga dengan industri cruise atau wisata dengan kedekatan kepada kekeluargaan. Jadi bukan sekadar entertainment dan tourism," ucapnya.

Baca Juga: Jokowi Bertemu Zelenskyy dan Putin, Anggota Komisi I: Sebuah Permulaan Positif

Terakhir, dalam pertemuan juga dibahas mengenai perbandingan kebijakan keuangan Indonesia dengan banyak negara. Menurut Erick, hal itu dilakukan agar Indonesia bisa lebih kompetitif dan bisa terus menjaring investasi.

"Supaya kita bisa lebih kompetitif dan terus menjaring investasi sebagai pertumbuhan lapangan kerja dan tentu ekonomi Indonesia yang hari ini sangat tumbuh baik dan semua negara mengapresiasi itu," jelas Erick.

Turut mendampingi Presiden dalam pertemuan tersebut yaitu Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Duta Besar RI untuk PEA Husin Bagis, Kepala Badan Otorita IKN Bambang Susantono, dan Kepala Indonesia Investment Authority (INA) Ridha Wirakusumah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×