Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mempublikasikan data realisasi investasi Triwulan I Tahun 2020, dengan total investasi mencapai Rp210,7 triliun dan berarti terjadi kenaikan 8,0% dibandingkan periode yang sama tahun 2019 sebesar Rp195,1 triliun. Kenaikan besar tersebut dialami investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang meningkat sebesar 29,3%.
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyampaikan nilai realisasi investasi triwulan pertama sudah mencapai 23,8% dari target investasi tahun 2020 sebesar Rp886,1 triliun. “Triwulan pertama tahun ini cukup berat karena adanya wabah Covid-19, tapi alhamdulillah tidak meleset dari target. Malah ada peningkatan 8% dibanding tahun lalu,” ungkap Bahlil.
Baca Juga: Realisasi investasi Indoensia 2020 masih terganjal pandemi virus corona Covid-19
Dibandingkan periode yang sama pada tahun 2019, investasi PMDN naik menjadi Rp112,7 triliun dari Rp87,2 triliun. Sedangkan investasi PMA pada Triwulan I Tahun 2020 turun 9,2% dari sebelumnya sebesar Rp107,9 triliun menjadi Rp 98,0 triliun.
Total penyerapan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) juga mengalami peningkatan dari periode sebelumnya yang saat ini penyerapan TKI sebanyak 303.085 pekerja sementara tahun lalu sebesar 235.401 pekerja.
“Tentunya ini kabar baik. Lebih banyak tenaga kerja terserap tahun ini. Kami juga meminta komitmen perusahaan untuk tidak melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada karyawannya di tengah kondisi pandemi Covid-19. Ini penting untuk menjaga perekonomian bangsa saat ini,” ujar Bahlil dikutip dari laman setkab.go.id.
Lebih lanjut, Bahlil sampaikan juga tidak memungkiri bahwa kondisi pandemi Covid-19 menjadi tantangan dalam realisasi investasi PMA pada Triwulan I tahun 2020. “BKPM tetap berharap perusahaan PMA maupun PMDN dapat terus berproduksi dengan baik, tentunya dengan memperhatikan aturan-aturan yang ditetapkan Pemerintah. Kami akan terus melakukan pengawalan investasi dan fasilitasi hambatan-hambatan yang dihadapi perusahaan, khususnya di kondisi saat ini,” tegas Bahlil saat konferensi pers di kantor BKPM.
Baca Juga: BKPM catat realisasi investasi langsung moncer, ini sektor yang diminati asing
Realisasi Investasi Triwulan I Tahun 2020
Realisasi investasi (PMDN & PMA) di luar Jawa pada Triwulan I Tahun 2020 mengalami banyak peningkatan sebesar 19,3% dengan nilai Rp102,4 triliun dari Rp85,8 triliun di tahun sebelumnya. Sementara di Jawa nilainya turun sedikit dari Rp 109,3 triliun tahun 2019 menjadi Rp108,3 triliun tahun 2020.
Berdasarkan lokasi proyek, realisasi investasi (PMDN & PMA) terbesar berada di Provinsi Jawa Timur (Rp 31,4 triliun, 14,9%); disusul Jawa Barat (Rp 29,9 triliun, 14,2%); DKI Jakarta (Rp 20,1 triliun, 9,6%); Jawa Tengah (Rp 19,3 triliun, 9,1%); dan Riau (Rp 12,8 triliun, 6,0%).
“Hal menggembirakannya yaitu peningkatan realisasi ini disumbang oleh investasi di Indonesia bagian timur, khususnya peningkatan hilirisasi industri hasil tambang mineral usai pelarangan ekspor bijih nikel di akhir tahun 2019. Kita akan terus dorong pemerataan investasi di luar Pulau Jawa” ungkap Bahlil.
Realisasi investasi (PMDN & PMA) pada periode ini didominasi oleh sektor Transportasi, Gudang, dan Telekomunikasi (Rp49,3 triliun, 23,4%); Industri Logam Dasar, Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya (Rp24,5 triliun, 11,6%); Listrik, Gas dan Air (Rp18,0 triliun, 8,6%); Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran (Rp17,8 triliun, 8,4%), serta Tanaman Pangan, Perkebunan, dan Peternakan (Rp17,2 triliun, 8,2%). Sedangkan 5 (lima) negara asal PMA dengan realisasi investasi terbesar adalah Singapura (US$2,7 miliar, 40,0%); R.R. Tiongkok (US$1,3 miliar, 18,9%); Hongkong, RRT (US$0,6 miliar, 9,3%); Jepang (US$0,6 miliar, 8,9%) dan Malaysia (US$0,5 miliar, 7,1%).
Baca Juga: Ekonom Indef ini nilai BKPM telah gagal datangkan investasi, ini penyebabnya
BKPM terus berkomitmen melakukan pengawalan investasi, mulai dari tahap perizinan hingga penyelesaian permasalahan lapangan seperti masalah lahan.
“Bersama-sama dengan Kementerian/Lembaga lainnya, kami terus berupaya memfasilitasi hambatan-hambatan yang dihadapi perusahaan, khususnya di tengah pandemi Covid-19. Ini bukan hal yang mudah dilakukan, tapi kami optimistis wabah ini akan segera berakhir dan perekonomian kembali bangkit,” tegas Bahlil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News