Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan populasi, perubahan iklim, dan ketidakpastian geopolitik, meningkatkan tekanan global terhadap ketahanan pangan. Penguatan ekosistem pangan menjadi kunci untuk mencapai tujuan ketahanan pangan jangka panjang Indonesia.
Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), produsen protein hewani di Asia,mendukung pengembangan sistem pangan yang tangguh, berkelanjutan, dan inklusif. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy menekankan pentingnya kolaborasi antara pemangku kepentingan untuk membangun sistem pangan yang kuat.
“Transformasi pangan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga membutuhkan partisipasi aktif dari seluruh pemangku kepentingan, Mulai dari sektor swasta hingga masyarakat,” ujar Rachmat, dalam keterangannya, Kamis (5/11).
Rachmat menekankan pentingnya transformasi pangan untuk mencapai swasembada pangan, keberlanjutan ekologi, dan peningkatan gizi dan kesehatan masyarakat. Mentransformasi sistem pangan menuju keberlanjutan, ketahanan, dan mendorong ruang yang inklusif adalah kunci yang sama untuk ketahanan pangan.
Direktur Utama Japfa, Renaldo Santosa menjelaskan, Japfa telah lama memainkan peran kunci dalam memenuhi kebutuhan protein hewani di Indonesia dan kawasan. Ketahanan pangan berarti membangun ekosistem nasional yang tangguh. Menjamin akses terhadap makanan yang aman, terjangkau, dan bergizi bagi setiap warga negara Indonesia.
Baca Juga: Emiten Melahap Cuan Dari Program Makan Bergizi Gratis
"Ini adalah momentum yang krusial bagi kita untuk berkolaborasi dan mewujudkan visi ini. Dengan menetapkan kebijakan yang jelas, meningkatkan kualitas dan keamanan pangan, membuka potensi ekonomi biru, serta memprioritaskan kesehatan dan gizi generasi muda. Kita dapat membantu mewujudkan visi Indonesia dalam ketahanan pangan, kemandirian pangan, dan pertumbuhan ekonomi,” jelas Renaldo.
Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana mengungkapkan, pemerintah harus melakukan intervensi guna meningkatkan potensi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. “Badan Gizi Nasional, didukung oleh lembaga negara lain membangun arsitektur digital untuk mengontrol penggunaan anggaran sesuai tujuan, Program makan bergizi merupakan investasi untuk masa depan Indonesia,” ujar Dadan.
Gabriella Santosa, Head of Business Development Japfa, menekankan pentingnya kolaborasi antara para pemangku kepentingan untuk mengatasi malnutrisi, “Memprioritaskan gizi anak merupakan tanggung jawab dasar sekaligus investasi ekonomi yang cerdas. Setiap rupiah yang diinvestasikan pada makanan bergizi dapat menghasilkan manfaat yang signifikan," ujar Gabriella.
Japfa baru-baru ini bekerja sama dengan Pusat Kajian Kesehatan dan Gizi Universitas Indonesia untuk menilai kecukupan gizi anak-anak di seluruh Indonesia. Lebih dari 1.000 anak menerima makanan bergizi melalui tiga model: Ready to Cook, Ready to Eat, dan Swakelola.
"Studi yang kami lakukan ini menganalisis proses produksi, pemenuhan gizi, efektivitas distribusi, dan biaya. Kami berharap inisiatif ini dapat memberikan wawasan untuk upaya pengurangan stunting di masa depan," ucap Gabriella
Japfa berkomitmen terhadap keselamatan dan kualitas di seluruh rantai produksinya. Dengan mengintegrasikan produksi pakan, pembibitan, pertanian, dan pengolahan, Japfa memastikan pelacakan dan kontrol penuh di setiap tahap proses produksi. Perusahaan mematuhi standar sertifikasi yang ketat, termasuk NKV, ISO 22000, dan HACCP memastikan, protein hewani yang dihasilkan tidak hanya bergizi tetapi juga aman untuk dikonsumsi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News