Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - TARAKAN. Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak mempermasalahkan tindakan masyarakat yang menjaminkan sertifikat hak atas tanah miliknya untuk mendapatkan pinjaman dari perbankan. Namun Presiden mengingatkan agar masyarakat menghitung betul besar pinjaman dan angsuran yang harus dibayarkan setiap bulannya.
“Kalau mau pinjem ke bank itu betul-betul direncanakan, dihitung, dikalkulasi, yang paling penting itu,” kata Presiden Jokowi saat berdialog dengan masyarakat di Gedung Tenis Indoor Telaga Kramat, Tarakan, Kalimantan Utara (Kaltara), Rabu (18/12) seperti dikutip dari laman setkab.go.id.
Baca Juga: OJK mencabut izin usaha Graha Proteksi Utama
Dalam kesempatan berdialog dengan Presiden Jokowi itu, sebagian warga mengaku akan menggunakan sertifikat tanah yang diterimanya untuk menjadi agunan pinjaman di bank. Uang pinjaman dari bank itu rencananya akan mereka gunakan untuk menambah modal usaha.
Menanggapi hal itu Presiden Jokowi mengingatkan, bahwa meminjam di bank itu ada resikonya. Karena itu ia meminta masyarakat agar menghitung betul besar pinjaman yang ingin diajukan, dan kemampuan mengangsur setiap bulannya.
Baca Juga: Jaminan Halal dan Utopia Keadilan
“Jadi diitung betul, oh saya pake usaha ini, sebulan kira-kira bisa untung sekian, sehingga saya bisa nyicil rutin, bisa mengangsur, terus tinggal nanti bisa lunas, gitu,” tutur Presiden.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News