Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa akan menjaga likuiditas di pasar agar tetap cukup. Dengan begitu, kenaikan suku bunga acuan tidak mempengaruhi suku bunga di perbankan.
"Kalau likuiditas cukup, tidak ada alasan bank berlomba-lomba berebut dana dengan menaikkan bunga. Dari pasar uang, likuiditas cukup sehingga mengurangi tekanan bank-bank untuk bersaing dan jor-joran menaikkan suku bunga," kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Gedung BI, Rabu (30/5).
Oleh karena itu, BI tak mengubah proyeksi pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan kredit untuk 2018. Pertumbuhan ekonomi sepanjang 2018 tetap diproyeksi sebesar 5,2% dan kredit diperkirakan tumbuh 10-12%.
Perry juga mengimbau kepada masyarakat dan pelaku industri keuangan agar tidak perlu khawatir terkait likuiditas.
"Jadi jangan serta-merta kalau suku bunga naik kemudian laba bank turun, pertumbuhan anjlok. Kami juga terus mempercepat relaksasi kebijakan makroprudensial agar pertumbuhan ekonomi terjaga," ujarnya.
Ia pun mengatakan, kenaikan suku bunga acuan butuh waktu untuk tertransmisikan ke suku bunga kredit. Sebab, suku bunga acuan akan mempengaruhi suku bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB) terlebih dahulu.
“Setelah itu baru ke suku bunga deposito, baru ke kredit, baru berdampak ke ekonomi. Transmisinya panjang," jelasnya.
Transmisi itu, menurutnya, membutuhkan waktu sekitar 1,5 tahun, “Misalnya kondsi likuiditas, semakin ample maka semakin kecil dan lama. Kemudian perilaku risiko dari bank, kalau terlalu risk averse ya susah juga (tertransimi). Kemudian permintaannya, sekarang masih di bawah potensi. Sehingga saya sampaikan dampak kenaikan suku bunga akan memakan waktu lama dan elastisitas lebih kecil," kata dia.
Asal tahu saja, pertumbuhan ekonomi sampai akhir kuartal I-2018 adalah 5,06%. Sementara, kredit sendiri baru tumbuh 8,5% per akhir Maret 2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News