CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.930   -39,00   -0,25%
  • IDX 7.137   -77,78   -1,08%
  • KOMPAS100 1.092   -10,78   -0,98%
  • LQ45 871   -4,94   -0,56%
  • ISSI 215   -3,31   -1,52%
  • IDX30 446   -2,03   -0,45%
  • IDXHIDIV20 539   -0,53   -0,10%
  • IDX80 125   -1,22   -0,96%
  • IDXV30 135   -0,43   -0,32%
  • IDXQ30 149   -0,44   -0,29%

Jadi negara urutan kelima, pemerintah harus fokus


Kamis, 07 September 2017 / 20:20 WIB
Jadi negara urutan kelima, pemerintah harus fokus


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - Sebuah studi dari PricewaterhouseCooper (PwC) menyatakan bahwa ada 21 negara dengan pertumbuhan ekonomi yang diramalkan pesat. Salah satunya Indonesia yang duduk di peringkat kelima.

Pengamat ekonomi Aviliani menilai, untuk mencapai apa yang diperkirakan itu, pemerintah harus melakukan sesuatu. Aviliani bilang, pemerintah perlu lebih fokus membangun sektor yang banyak menyerap tenaga kerja. “Harus fokus, sekarang kita lagi kurang fokus. Banyak sektor yang mau dicapai, menurut saya fokus kepada sektor dan dikaitkan dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada,” kata Aviliani di Kantor Financial Club Jakarta, Kamis (7/9).

Dia memaparkan, sektor-sektor tersebut di antaranya sektor pertanian yang di dalamnya terdapat 40 juta tenaga kerja. Selain itu, pemerintah juga bisa fokus mengembangkan sektor pariwisata, jasa, dan juga sektor-sektor yang berkaitan dengan infrastruktur. “Fokus kepada empat itu saja. Karena kalau terlalu banyak sektor, yang diprediksikan di 2030 itu bisa tidak tercapai dan tidak ada perubahan apa-apa,” ujarnya.

Aviliani melanjutkan, pemerintah juga harus fokus dalam memacu pertumbuhan ekonomi. Di dalam pertumbuhan ekonomi, ada komponen yakni konsumsi, investasi dan governent spending. “Jadi government spending harus diberesin perpajakannya, lalu investasi harus bisa menyerap tenaga kerja karena kalau tidak kita malah bisa terjebak middle income trap,” kata dia.

Menurut PwC, Indonesia pada 2030 bakal duduk di peringkat kelima dengan estimasi nilai PDB US$ 5,42 triliun. Berikut rinciannya:

1. China US$ 38,01 triliun
2. Amerika Serikat US$ 23,47 triliun
3. India US$ 19,51 triliun
4. Jepang US$ 5,61 triliun
5. Indonesia US$ 5,42 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×