Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Edy Can
JAKARTA. Beberapa hari terakhir beredar dokumen pemecatan Prabowo Subianto dari jabatannya sebagai Komandan Pasukan Khusus. Dokumen yang bersifat rahasia itu menyatakan Prabowo telah bersalah karena melakukan penculikan sejumlah aktivis mahasiswa.
Juru bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha memastikan dokumen itu adalah benar. “Yang bisa saya sampaikan adalah bahwa benar Keputusan Presiden Nomor 62/1998 tentang pemberhentian itu dikeluarkan oleh Presiden BJ Habibie,” ujar Julian, Selasa (10/6) di Istana Negara, Jakarta.
Salah satu yang meneken surat pemecatan Prabowo itu adalah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ketika itu, dia menjadi salah seorang anggota Dewan Kehormatan Perwira.
Julian membenarkan substasi surat itu. Menurutnya, isi surat tersebut tentang pemberhentian Prabowo dengan hormat dan menerima hak pensiun oleh negara. Salah satu pertimbangannya karena Prabowo dianggap cenderung mengabaikan kebiasaan sistem operasi, hirarki, dispilin an hukum yang berlaku di lingkungan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI), yang sekarang bernama Tentara Nasional Indonesia (TNI). Namun, dia menyayangkan beredarnya dokumen itu.
Saat ini Prabowo Subianto mencalonkan diri sebagai presiden dalam pemilihan umum 2014. Dia berpasangan dengan mantan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa. Kasus penculikan para aktivis mahasiswa ini dianggap salah satu ganjalan bagi Prabowo untuk bisa memenangkan pemilihan umum tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News