Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Perkasa Roeslani, mengungkapkan bahwa realisasi investasi pada kuartal I-2025 yang mencapai Rp 465,2 triliun telah menyerap lebih dari 594.000 tenaga kerja.
Investasi ini didominasi oleh penanaman modal dalam negeri (PMDN), yang memberikan dampak positif terhadap penciptaan lapangan kerja di tengah meningkatnya pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor manufaktur.
“Kita berharap pencapaian penting ini terus menjadi perhatian pemerintah dalam melakukan monitoring terhadap realisasi investasi,” ujar Rosan, dikutip Kamis (1/5).
Baca Juga: Nasib 4 IUP Tambang Antam yang Dicabut Ada di Tangan BKPM
Sejalan dengan hal tersebut, Direktur Eksekutif NEXT Indonesia Center, Christiantoko, menilai bahwa pemerintah seharusnya lebih menonjolkan dampak nyata dari investasi terhadap penyerapan tenaga kerja dalam setiap pengumuman resmi.
Menurutnya, hal ini sangat penting mengingat kontribusi konsumsi rumah tangga terhadap perekonomian Indonesia yang mencapai sekitar 54% pada tahun 2024, sebagaimana dicatat Badan Pusat Statistik (BPS).
“Ini dua hal yang luput diberi nilai informasi dalam pengumuman realisasi investasi, padahal pencapaiannya sangat penting,” kata Christiantoko.
Ia menambahkan, peningkatan jumlah masyarakat yang bekerja akan menjaga kesejahteraan serta memperkuat daya beli, yang pada akhirnya mendukung ketahanan ekonomi nasional.
Baca Juga: Progres Investasi Pabrik Apple di Batam, BKPM: Mereka Sudah Beli Tanah
Terlebih, pemerintah telah membentuk Satuan Tugas PHK (Satgas PHK) sebagai bentuk kepedulian terhadap nasib pekerja, sesuai arahan Presiden Prabowo.
“Masyarakat yang sejahtera karena bekerja akan memperkuat daya tahan ekonomi nasional,” tegasnya.
Gairah Investasi Domestik Menguat
Christiantoko juga menyoroti geliat investasi dalam negeri yang mulai menunjukkan dominasi. Jika sebelumnya penanaman modal asing (PMA) selalu mendominasi total investasi Indonesia, tren ini mulai berubah.
Pada tahun 2024, PMA menyumbang 52,5% dari total investasi nasional. Namun, pada kuartal I-2025, pertumbuhan PMDN tercatat sebesar 19,1% (year-on-year), lebih tinggi dibandingkan PMA yang hanya tumbuh 12,7%. Dengan pencapaian tersebut, kontribusi PMDN mencapai 50,5% dari total investasi di periode tersebut.
“Ini menunjukkan adanya semangat baru dari para pengusaha lokal untuk menanamkan modalnya. Pemerintah perlu merawat perkembangan ini dengan baik, apalagi Presiden Prabowo selalu menekankan pentingnya kemandirian ekonomi nasional,” jelas Christiantoko.
Baca Juga: Menteri Rosan Ajak 35 Perusahaan Perancis Investasi di Sektor EBT
Meski demikian, ia menegaskan bahwa dominasi PMDN tidak berarti mengecilkan peran PMA. Investasi asing tetap dibutuhkan untuk meningkatkan kapasitas ekonomi.
Namun, apabila investasi domestik menjadi pendorong utama, maka perputaran uang akan lebih banyak terjadi di dalam negeri, sehingga turut memperkuat fondasi ekonomi nasional.
Christiantoko mencatat, kontribusi investasi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional pada tahun 2024 mencapai 29%, dan peluang untuk meningkatkannya masih terbuka lebar.
Selanjutnya: Thunderbolts Raih Angka 88% di Rotten Tomatoes, Tertinggi untuk Film Marvel Phase 5
Menarik Dibaca: Mengulik Manfaat Daun Salam untuk Kolesterol dan Cara Merebusnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News