Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investasi yang masuk ke Indonesia di sepanjang tahun 2019 tercatat sebesar Rp 809,6 triliun. Capaian tersebut melampaui target investasi tahun 2019 yang sebesar Rp 792 triliun. Namun kenaikan investasi itu hanya mampu menyerap 1,03 juta tenaga kerja.
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan penyerapan jumlah tenaga kerja tersebut memang belum bisa menkaver jumlah angkatan kerja yang ada di Indonesia dan nantinya ini akan berpengaruh pada perekonomian domestik.
Baca Juga: Pengalihan wewenang pemberian insentif fiskal ke BKPM percepat prosedur investasi
Lana mengasumsikan orang-orang di luar jumlah tenaga kerja yang terserap dari investasi di tahun 2019 sebagai orang-orang yang bekerja di sektor informal.
Menurutnya, kalau semakin banyak orang yang bekerja di sektor informal, maka ketidakpastian pendapatan inilah yang menyebabkan adanya perbedaan daya beli.
"Maka orang-orang yang dalam sektor informal tersebut akan menunda belanja, sampai dia merasa yakin pendapatannya aman. Maka ini memunculkan ketidakpastian konsumsi yang nantinya akan berpengaruh ke pertumbuhan ekonomi, secara konsumsi penopang ekonomi domestik kita," terang Lana pada Kontan.co.id, Rabu (29/1).
Baca Juga: Sri Mulyani melihat AS masih menjadi sumber ketidakpastian ekonomi di 2020
Selain itu, Bahlil pun mengungkapkan bahwa salah satu alasan penyerapan tenaga kerja belum maksimal adalah karena adanya perkembangan teknologi, sehingga banyak tenaga kerja yang digantikan oleh mesin.
Melihat hal itu, Lana pun mengungkapkan memang ini merupakan dilema dan akhirnya menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah untuk bagaimana caranya mempersiapkan tenaga kerja agar nantinya bila ada pergeseran, tenaga kerja tersebut bisa bekerja mandiri.
Baca Juga: Transaksi harian di bursa turun, begini komentar analis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News