kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Ini Strategi BI untuk Antisipasi Dampak Kebijakan The Fed ke Indonesia


Minggu, 19 Februari 2023 / 05:39 WIB
Ini Strategi BI untuk Antisipasi Dampak Kebijakan The Fed ke Indonesia
ILUSTRASI. BI telah menyiapkan sejumlah strategi untuk mengantisipasi dampak kebijakan The Fed ke Indonesia. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI)  melihat terbukanya ruang bagi bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) untuk kembali menaikkan suku bunga acuan. 

Setelah The Fed mengerek suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) dalam rapat komite pasar terbuka (FOMC) pada 1 Februari 2023 lalu menjadi di level 4,5% hingga 4,75%. 

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, potensi puncak suku bunga The Fed pada tahun ini adalah 5,25%. 

Baca Juga: Gubernur BI Perkirakan Suku Bunga The Fed Sentuh 5,25% di Tahun Ini

Sedangkan di waktu yang sama, Perry makin gamblang mengungkapkan kemungkinan tak perlu lagi bagi dirinya untuk mengerek suku bunga acuan Indonesia ke depan. 

Dengan kata lain, suku bunga acuan Indonesia akan ditahan di level 5,75%. Ini juga dinilai memadai untuk menjangkar inflasi dan ekspektasi inflasi. 

Perry kemudian tak menutup kemungkinan, langkah kebijakan bank sentral Paman Sam akan memberi dampak pada Indonesia.

Namun, BI sudah mengantisipasi hal itu dengan berbagai jurus yang telah disiapkan. 

"Kami sudah memiliki langkah untuk disiapkan dalam menyikapi dampak dari kebijakan The Fed," tegas Perry dalam konferensi pers, Kamis (16/2) di Jakarta. 

Pertama, dengan melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah. Dengan stabilisasi nilai tukar rupiah, juga berarti BI turut menjaga inflasi impor (imported inflation). 

Kedua, melakukan operasi twist (twist operation). Operasi ini dilakukan dengan menjual surat berharga negara (SBN) jangka pendek agar imbal hasil SBN jangka pendek tetap menarik bagi investor asing. 

Baca Juga: Inflasi Inti Turun, BI Tidak Akan Naikkan Suku Bunga Lagi

"Dijaga agar menarik bagi masuknya investasi portofolio, khususnya. Sehingga ini turut mendukung stabilisasi nilai tukar rupiah," tambah Perry. 

Ketiga, implementasi kebijakan penempatan devisa hasil ekspor (DHE) pada term deposit (TD) valas di BI yang akan dimulai pada 1 Maret 2023. 

Perry bilang, kebijakan ini untuk mendukung ekonomi dalam negeri, khususnya untuk stabilisasi nilai tukar rupiah karena akan membuat DHE tinggal lebih lama di dalam negeri. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×