kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini Sederet Hasil Kunjungan Bilateral Jokowi ke Jepang


Kamis, 28 Juli 2022 / 13:57 WIB
Ini Sederet Hasil Kunjungan Bilateral Jokowi ke Jepang
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo bertemu Perdana Menteri Kishida Fumio di Kantor Perdana Menteri Jepang, Rabu pagi, 27 Juli 2022.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah merampungkan lawatan ke Jepang. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan, dalam kunjungan ke Jepang dibahas mengenai isu ekonomi hingga kawasan.

Adapun dalam isu ekonomi, kedua negara membahas mengenai kerjasama ekonomi di bidang perdagangan. Terutama upaya untuk meningkatkan kerjasama perdagangan bilateral.

Pertama, Indonesia meminta adanya penyelesaian hambatan non tarif dan tarif terhadap produk ekspor dari Indonesia. Seperti pada ekspor tuna, pisang, nanas dan mangga.

"Presiden Jokowi secara spesifik meminta agar hambatan tarif dan non tarif terhadap beberapa ekspor Indonesia diatasi. Antara lain Presiden menyebutkan tuna, pisang dan nanas ini mengenai pengurangan tarif, dan juga mangga yang terkait dengan hambatan non tarif," kata Retno dikutip dari Kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (28/7).

Baca Juga: Bertemu Para CEO Korea Selatan, Jokowi: Kalau Ada Kendala Sampaikan ke Saya

Pasalnya, produk ekspor dari Indonesia ke Jepang seperti tuna masih dikenakan tarif 7%. Kemudian ekspor pisang dan nanas dari Indonesia ke Jepang dikenakan bea masuk 10%-20%.

Bea masuk nol persen untuk ekspor pisang dan nanas dari Indonesia hanya diberikan kuota 1.000 ton ke bawah. Indonesia dalam hal ini meminta bea masuk produk Indonesia tersebut di nol-kan.

Kedua, Indonesia berharap apabila protokol Indonesian-Japan Economic Partnersip agreement (IJEPA) dapat ditandatangani saat G20 November mendatang, hubungan perdagangan dan investasi kedua negara dapat terus ditingkatkan.

Ketiga, dibidang investasi, Jokowi meminta adanya kelanjutan kerjasama investasi antara Indonesia-Jepang. Selain itu proyek-proyek kerjasama dengan Jepang dapat diselesaikan tepat waktu dan kompetitif. Di bidang investasi, diantaranya Indonesia mampu membawa komitmen investasi US$5,2 miliar dari Jepang.

Keempat, kerjasama di bidang maritim telah disepakati kerjasama antara Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla RI) dan Coast Guard.

Kelima, pertemuan Indonesia dengan Jepang juga membahas mengenai isu kawasan dan dunia. Retno mengatakan, Jepang menyampaikan penghargaan atas kepemimpinan Indonesia di kawasan. Jepang juga meyakini Indonesia mampu menjalankan kepemimpinan di ASEAN tahun depan.

"Dan Jepang juga sangat menghargai kepemimpinan Indonesia di G20. Perdana Menteri Jepang menyampaikan selamat atas keberhasilan Indonesia menyelenggarakan beberapa kali pertemuan. Termasuk pertemuan Menteri Luar Negeri dan Menteri Keuangan dengan hasil sangat baik," imbuh Retno.

Selain hasil tersebut, Retno menambahkan, Presiden Jokowi juga menyampaikan hasil kunjungan ke Ukraina dan Moskow pada beberapa waktu lalu.

Disamping itu, Jokowi juga membahas mengenai situasi Laut China Selatan. Indonesia menegaskan pentingnya bagi semua negara menjaga perdamaian di Laut China Selatan dan setiap negara menghormati hukum internasional terutama Hukum Laut (UNCLOS 1982).

Retno menambahkan, Presiden Jokowi juga sempat menyampaikan mengenai persoalan Myanmar. Ia menyebut, Presiden Jokowi kecewa terhadap tidak adanya kemajuan signifikan implementasi 5 Point Consensus.

"Semua perkembangan di Myanmar termasuk hukum mati terhadap tahan politik yang baru-baru ini dilakukan menunjukkan adanya kemunduran 5 poin consensus. Semua perkembangan menunjukkan tidak adanya komitmen Junta Militer Myanmar dalam implementasi 5 point consensus," kata Retno.

Baca Juga: Menteri Bahlil: Pengusaha Jepang Akan Kucurkan Investasi Rp 75 Triliun Tahun Depan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×