Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. Perekonomian Indonesia terus menyentuh level terendah. Teranyar, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh 4,67% pada triwulan kedua 2015, terendah sejak 2011.
Sebelumnya pada triwulan pertama ekonomi Indonesia tumbuh 4,72%. Alhasil selama semester pertama 2015 ekonomi Indonesia tumbuh 4,7%, lebih rendah dari ekonomi paruh pertama 2014 yang tumbuh 5,08%.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menjelaskan pemerintah akan mengejar pertumbuhan ekonomi pada semester kedua. Setidaknya ada dua resep utama meningkatkan pertumbuhan yang akan dilakukan pemerintah.
Pertama, menjaga daya beli masyarakat. Meskipun turun pada triwulan kedua, pemerintah akan menjaga konsumsi rumah tangga tetap tumbuh minimum 5% pada paruh kedua. "Caranya adalah menjaga inflasi hingga akhir tahun," ujarnya, Rabu (5/8).
Menjaga inflasi ini tidaklah mudah. Inflasi Juli 2015 tercatat naik ke level 0,93%. Ke depan pemerintah melihat ada potensi El Nino yang bisa mendorong inflasi ke atas hingga akhir tahun. Kedua, mempercepat belanja pemerintah baik yang bersifat belanja barang ataupun belanja modal pemerintah yang akan dicatat dalam PMTB.
Pada semester pertama, realisasi belanja modal baru 11% dan belanja barang 25,1%. Terbaru hingga akhir Juli 2015, realisasi belanja modal adalah 13,9% dari pagu Rp 275,8 triliun dan belanja barang 29,44% dari pagu Rp 238,8 triliun.
Untuk belanja modal, pemerintah menargetkan bisa terealisasi 80%-85% hingga akhir tahun. Bambang mengakui, meningkatkan pertumbuhan tahun ini adalah tantangan yang sangat berat. Apalagi pemerintah masih mengharapkan ekonomi hingga akhir tahun tumbuh ke 5%-5,2%.
"Kita masih berupaya agar pertumbuhan 2015 akan lebih baik dibanding 2014," tandasnya. Tahun 2014 ekonomi Indonesia tumbuh 5,01%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News