Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Yudho Winarto
Ia juga merespon positif produk-produk inovatif yang dikembangkan oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan potensi pangan lokal, dengan pendampingan teknologi inovasi dari LIPI. “Saya menyarankan produk-produk demikian untuk ditampilkan saat kunjungan ke daerah dengan lebih mengangkat desa yang memproduksi, sehingga ada kebanggaan dari desa produsen dan mengangkat ekonomi desa tersebut,” kata Moeldoko.
WNPG tahun ini juga bukan hanya melihat pentingnya pencegahan stunting, tetapi juga membahas pentingnya intervensi pencegahan secara komprehensif terhadap persoalan stunting yang sedang terjadi.
Terdapat lima topik utama yang dibahas pada WNPG XI: yaitu (i) peningkatan gizi masyarakat, (ii) peningkatan aksesibilitas pangan yang beragam, (iii) peningkatan penjaminan keamanan dan mutu pangan, (iv) peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat, serta (v) koordinasi pembangunan pangan dan gizi.
Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Laksana Tri Handoko menjelaskan bahwa pertanyaan pokok yang ingin dijawab dalam WNPG XI Tahun 2018 adalah bagaimana upaya untuk meningkatkan/percepatan efektivitas kebijakan, program dan strategi penurunan dan pencegahan stunting di Indonesia.
“Tujuan dari penyelenggaraan WNPG XI ini yakni untuk merumuskan strategi percepatan efektivitas kebijakan, serta program pangan dan gizi terkait prevalensi stunting secara lintas pemangku kepentingan untuk lima tahun ke depan, guna masukan RPJMN 2020-2024, yang di dalamnya akan keluar standar Angka Kecukupan Gizi dan diharapkan menjadi acuan lima tahun mendatang,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News