Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti permasalahan stunting (gagal tumbuh) di Indonesia. Hal tersebut ditandai dengan Presiden yang menyelenggarakan rapat terbatas (ratas) bersama para menteri demi membahas mengenai stunting.
Dalam ratas, Jokowi menyampaikan permasalahan stunting ini dapat berpengaruh bagi rencana pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). "Stunting merupakan ancaman terhadap daya saing bangsa," ungkap Jokowi, Kamis (5/4).
Pasalnya, secara pertumbuhan, anak stunting tidak hanya terlihat dari fisik tapi juga mempengaruhi produktivitas anak. Sehingga menurutnya, permasalahan ini juga harus melibatkan elemen masyarakat dan pengaktifan secara kembali secara maksimal fungsi posyandu di desa dibuat lebih terintegrasi.
Terkait hal ini, Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengatakan stunting ini merupakan masalah serius. Apalagi berdasarkan riset di 2013, setidaknya 8-9 juta anak mengalami stunting.
"Stunting itukan kekurangan nutrisi secara kronis, biasanya dimulai ibu hamil, ibunya kekurangan gizi tentu anaknya kekurangan gizi dan lahir makanya jadi," jelasnya.
Adapun terindikasi, wilayah yang paling tinggi anak yang mengalami stunting itu ada di daerah NTT, Sulawesi Barat, dan Jawa Barat. Adapun salah satu faktor yang bisa menyebabkan anak stunting adalah laut yang kotor sehingga ikan memakan sampah.
"Kalau ikannya dimakan oleh ibu hamil, maka anaknyabisa stunting," tukas Nila. Untuk menanggulangi itu, pemerintah aka bekerjasama untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat mulai dari air bersih, sanitasi dan transportasi.
Misalnya, Kali Citarum yang akan segera dibersihkan tidak ada aktivitas limbah, maka pencemaran tidak akan terjadi dan lingkungan penduduk di sekitaran kali akan lebih sehat. Tak hanya itu, sesuai dengan arahan dari Presiden, Kemenkes juga akan menitikberatkan keterlibatan posyandu yang lebih aktif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News