kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bappenas: Jangka panjang, stunting bisa timbulkan kerugian ekonomi 2%-3% dari PDB


Senin, 28 Mei 2018 / 14:41 WIB
Bappenas: Jangka panjang, stunting bisa timbulkan kerugian ekonomi 2%-3% dari PDB
Diskusi Cegah Stunting oleh Bappenas


Reporter: Arsy Ani Sucianingsih | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyelenggarakan diskusi media bertajuk Cegah Stunting, Investasi Bersama untuk Masa Depan Anak Bangsa. Diskusi ini bertujuan untuk membangun pemahaman tentang strategi pemerintah dalam menangani stunting serta peran lintas agama dalam mendukung penanganan stunting di Indonesia.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan 37,2% atau sekitar 9 juta balita di Indonesia pada 2013 mengalami stunting.

Dampak jangka pendek dari kurang gizi tersebut adalah gagal tumbuh sempurna, berat badan lahir rendah, stunting, dan kurus, juga hambatan perkembangan kognitif dan motorik sehingga berpengaruh pada perkembangan otak dan keberhasilan pendidikan, serta gangguan metabolik sehingga risiko penyakit tidak menular seperti diabetes, obesitas, stroke, dan penyakit jantung menjadi meningkat.

Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, dalam jangka panjang stunting menimbulkan kerugian ekonomi sebesar 2%-3% dari produk domestik bruto (PDB) per tahun. Jika PDB Indonesia sebesar US$ 13.000 triiiun, maka diperkirakan potensi kerugian akibat stunting dapat mencapai US$ 260 tiliun-US$ 390 triliun per tahun.

“Ketika dewasa, anak yang mengalami kondisi stunting pun berpeluang mendapatkan penghasilan 20% lebih rendah dibandingkan dengan anak yang tidak mengalami stunting,” ujar Bambang di Gedung Bapenas, Senin (28/5).

Diskusi media ini sangat panting, terutama untuk membangun pemahaman masyarakat Indonesia tentang pentingnya 1000 hari pertama kehidupan sebagai kunci untuk meningkatkan kualitas pembangunan sumber daya manusia sehingga daya saing bangsa dapat meningkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×