Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Kementerian BUMN mempersiapkan dua instrumen untuk menampung dana tax amnesty. Dua instrumen ini yaitu instrumen investasi jangka panjang dan jangka pendek. Untuk jangka pendek, misalnya adalah penerbitan obligasi.
Tercatat, beberapa perusahaan plat merah akan gencar melakukan penerbitan obligasi untuk menampung dana tax amnesty. Nantinya penerbitan obligasi ini akan ada dua jenis yaitu dalam mata uang dollar maupun rupiah.
Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan bahwa sampai akhir tahun 2016, diperkirakan akan ada penerbitan Rp 70 triliun obligasi untuk menyerap dana repatriasi ini.
Selain penerbitan obligasi dalam bentuk rupiah seperti yang dilakukan oleh Angkasa Pura nantinya akan ada penerbitan obligasi dalam bentuk mata uang asing.
“Rencananya pada akhir kuartal III 2016 akan ada penerbitan obligasi oleh Pertamina sebesar US$ 1,5 miliar,” ujar Rini, Jumat malam, (15/7) lalu.
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengatakan bahwa penerbitan obligasi BUMN dan surat berharga merupakan salah satu instrumen jangka pendek yang disiapkan pemerintah untuk menampung dana repatriasi.
Selain instrumen jangka pendek ini, pemerintah juga mempunyai instrumen jangka panjang untuk menampung dana ini. “Investasi jangka panjang ini salah satunya adalah investasi langsung di bidang infrastruktur,” ujar Jokowi.
Terkait dengan invetasi jangka panjang ini, menurut Rini, akan dikategorisasi menjadi dua proyek yaitu Green field dan Brown field. Untuk investasi Green field misalnya adalah beberapa terminal BBM yang nantinya akan diakuisisi Pertamina. Selain itu untuk Brown field, Rini mengatakan bisa juga dari proyek Pertamina refinery di Balikpapan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News