kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini kata Apindo soal ekspor industri pengolahan yang menurun


Senin, 17 September 2018 / 20:34 WIB
Ini kata Apindo soal ekspor industri pengolahan yang menurun
ILUSTRASI. Hariyadi Sukamdani


Reporter: Kiki Safitri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis tingkat ekspor beberapa komoditi yang sejauh ini menunjukkan penurunan pada sektor industri pengolahan (manufaktur). 

Data menunjukkan bahwa ekspor non migas produk industri pengolahan menurun 0,48% yang disumbangkan dari ekspor kimia dasar organik yang bersumber dari minyak dan ekspor produk pertambangan dan lainnya juga ikut menurun sebesar 13,58% yang disebabkan Karena menurunnya ekspor batubara.

“Ekspor industri pengolahan dari bulan Juli ke Agustus turun tipis -0,48% meskipun year on year (yoy)nya meningkat tipis sebesar 1,75%. Insustri pengolahan yang menurun adalah bahan kimia dasar organik baik yang bersumber dari minyak maupun dari pertanian. Kemudian ada juga penurunan ekspor karet dan benang pintal,” kata Kepala BPS Suhariyanto, Senin (17/9).

Menurut Hariyadi B. Sukamdani, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengatakan, penurunan ekspor yang terjadi selama bulan Agustus 2018 adalah dampak dari libur panjang. Namun masalah ekonomi global yang terjadi juga dinilai memiliki potensi dampak yang sama terhadap menurunnya ekspor industri pengolahan.

“Ya memang itu memang kondisi globalnya memang sedang enggak bagus, jadi kemungkin dampak pada penjualan manufaktur memang agak berkurang. Sebetulnya kalau kita melihat bulan Agustus itu berdampak dari libur panjang dan itu dampaknya besar. Tapi kita meyakini sekarang (September) harusnya sudah balik,” kata Hariyadi.

Lebih lanjut Hariyadi menyebut bahwa secara keseluruhan, ekspor industri pengolahan manufaktur sejauh ini mengalami pertumbuhan walaupun pertumbuhan itu tidak signifikan. “Tapi kalau kita lihat secara keseluruahan ini tumbuh, walaupun tidak sekuat yang kita harapkan. Tapi secara keseluruhan penjualan juga naik,” ungkapnya.

Diketahui dari Januari hingga Agustus 2018, ekspor nonmigas Indonesai menurut sektor industri pengolahan meningkat 6,13% dibandingkan dengan tahun 2017 yang disumbang oleh ekspor besi/baja.

Demikian juga ekspor produk pertambangan dan lainnya yang juga meningkat 34,79% yang disumbang oleh meningkatnya ekspor batubara, sedangkan ekspor produk pertanian menurun 9,60% yang disebabkan oleh menurunnya ekspor kopi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×