kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Ini jawaban Boediono untuk JK terkait Bank Century


Minggu, 24 November 2013 / 12:31 WIB
Ini jawaban Boediono untuk JK terkait Bank Century
ILUSTRASI. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/aww.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla seusai diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) beberapa hari lalu bilang, ada yang aneh dalam pengambilan keputusan pemberian dana talangan (bail out) Bank Century tahun 2008 silam.

Jusuf Kalla yang akrab disapa dengan JK itu bilang, saat keputusan diambil, dirinya bertindak sebagai pemegang kekuasaan tertinggi Indonesia, karena Presiden tengah berada di Amerika Serikat (AS). Namun, kebijakan saat itu JK mengaku tak mendapatkan informasi tentang krisis ekonomi yang mendera Indonesia.

Justru, ia kaget setelah rapat di Kantor Wapres yang dia pimpin selesai tanggal 21 November 2008, disusul dengan adanya rapat Gubernur Bank Indonesia (BI) Boediono dan Menteri Keuangan Sri Mulyani di Kantor BI hingga subuh.

Saat itulah rapat pengambilan keputusan yang menetapkan Bank Century sebagai bank gagal berdampak sistemik dan harus mendapat Fasiltas Pinjaman Jangka Pendek (FPJP) dari Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS).

Adanya pernyataan tersebut dijawab oleh Boediono. Ia bilang, sebenarnya ada rapat sehari sebelum 21 November 208 yakni pada tanggal 20 November 2008. Pada waktu itu, Boediono selaku Gubernur Bank Sentral diundang ikut rapat di Kantor Wapres yang dipimpin JK.

Waktu itu, rapatnya dihadiri oleh sejumlah menteri dan para pejabat tinggi negara. Ia mengaku masih sangat mengingat hari itu sebagai hari yang terasa panjang baginya. Dalam rapat itu, Boediono bilang, ia telah menjelaskan kondisi perbankan kepada para peserta rapat, termasuk kepada JK.

"Saya masih ingat 20 November 2008 itu. Pada pertemuan itu, saya menyampaikan kondisi ekonomi dan keuangan Indonesia. Saya sampaikan kurs yang melonjak, saya sampaikan pasar uang antar bank yang macet. Saya sampaikan likuiditas yang mulai kering bagi bank-bank di Indonesia. Saya ceritakan mengenai capital outflow, ini adalah indikator terhadap krisis," terang Boediono dalam konferensi pers di Kantor Wapres, Sabtu (23/11).

Dengan penjelasan itu, Boediono menegaskan telah memberitahukan kondisi krisis yang tengah mengancam Indonesia kepada peserta rapat, termasuk JK. Sehingga, ia tidak menyembunyikan sesuatu pada saat itu.

Namun, terkait kasus Bank Century, Boediono mengaku memang tidak menjelaskannya kepada JK. Sebab, forum untuk membicarakan persoalan Bank tempatnya bukan pada rapat tersebut, dan berdasarkan aturannya, hal itu harus dilakukan di Bank Indonesia.

Namun, forum yang mengharuskan Gubernur BI berkonsultasi dengan Menteri Keuangan seputar persoalan krisis, menurut Boediono telah ia jalankan. Karena itu, dalam mengambil kebijakan saat itu, Boediono mengaku benar-benar berasal dari hati yang bersih dan tulus untuk menyelamatkan ekonomi Indonesia.

Namun, ia menyesalkan pihak-pihak tertentu, yang memanfaatkan kondisi tersebut untuk kepentingan tertentu. Ia mendukung KPK menuntaskan kasus Bank Century.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×