Reporter: kompas.com | Editor: S.S. Kurniawan
Data dan informasi terkait ini sangat penting untuk menentukan lama inkubasi dan angka penyebaran Covid-19 ini.
"Salah satu hal yang bisa jadi menjadi alasan mengapa penularan bisa berlangsung lebih cepat adalah mobilitas masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari," tuturnya.
Tapi, Philips menyatakan, data akan terus bergerak, sehingga terbuka kemungkinan-kemungkinan lain atau perubahan dari temuan yang saat ini sudah ada.
Tranparansi data dan kerjasama
Menurut Philips, untuk mengatasi wabah penyakit yang terjadi hampir di seluruh belahan dunia ini butuh kerja bersama, baik dari sisi medis maupun non-medis.
Baca Juga: Doni Monardo: Sejumlah daerah kemungkinan akan terapkan PSBB seperti Jakarta
Dari sisi medis tentu pada dokter dan ahli melakukan penanganan terhadap pasien-pasien yang sudah teridentifikasi. Sementara dari sisi non-medis bisa dilakukan sejumlah upaya sebagai bentuk preventif.
Misalnya, yang saat ini pemerintah lakukan, seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), physical distancing, wajib mengenakan masker di luar rumah, imbauan larangan mudik.
"Tetapi pangkalnya adalah kita harus datanya transparan, sehingga kita bisa memahami bagaimana pola persebaran virus ini di Indonesia," kata Phipips menjelaskan betapa pentingnya keberadaan data yang transparan.
"Tanpa ada data yang reliable, akan sangat sulit untuk merumuskan intervensi-intervensi non-medik itu," lanjutnya.
Baca Juga: Ingat, yang melanggar PSBB di Jakarta bisa didenda Rp 100 juta
Penulis: Luthfia Ayu Azanella
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "CSIS Rilis Temuan Awal Karakteristik dan Sebaran Covid-19 di Indonesia, Apa Hasilnya?"
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News