Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masyarakat harus tetap waspada dengan penyebaran Covid-19. Pasalnya, virus Covid-19 varian Omicron aktif bermutasi. Terkini, varian ini memunculkan dua subvarian baru yaitu XBB dan XBC.
Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Erlina Burhan mengatakan, gejala yang ditimbulkan oleh subvarian XBC dan XBB ini umumnya sama dengan subvarian Omicron yang lain.
Kendati demikian, ada gejala berat yang mungkin muncul mengingat keduanya adalah rekombinan dari subvarian sebelumnya. XBB merupakan rekombinan subturunan omicron BA.2.10.1 dan BA.2.75, dengan mutasi di S1 dan 14 mutase tambahan di protein spike BA.2. Sementara XBC adalah rekombinan Delta (B.1.617.2) dan omicron BA.2.
"Ada kemungkinan ada gejala berat, gejala dari varian delta mungkin terjadi. Tapi, kita belum tahu. Belum ada bukti ilmiahnya apalagi indonesia belum ada kasus (XBC). Hingga saat ini, masih dinyatakan mirip dengan Omicron yang lain," kata Erlina dalam konferensi pers IDI secara daring di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Erlina merinci, gejala yang timbul akibat terinfeksi subvarian XBC adalah demam, batuk, lemas, sesak, nyeri kepala, pilek, mual, muntah, diare, dan nyeri tenggorokan.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Diprediksi Naik, Menkes Ingatkan Tetap Pakai Makser dan Vaksin Booster
Gejala berat yang mungkin timbul adalah anosmia dan ageusia yang merupakan gejala khas varian delta.
Menurut Erlina, subvarian XBC berpotensi masuk di Indonesia. Sebab, subvarian ini sudah menyebar di negara tetangga, yaitu Filipina.
Sementara itu, XBB sudah masuk di Indonesia dengan jumlah kasus yang terakhir kali dikonfirmasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebanyak 4 kasus.
"(Keduanya) adalah varian keluarga dari Omicron. Jadi, kalau transmisi sirkulasi dari virus tidak bisa kita atasi, maka mutasi ini akan terus terjadi," ucap Erlina.
Lebih lanjut, Erlina menjelaskan bahwa subvarian XBB pertama kali ditemukan pada Agustus 2022 di India. Data WHO menyebutkan, sejak 17 Oktober 2022, XBB sudah dilaporkan ada di 26 negara, seperti Australia, Bangladesh, Denmark, India, Jepang, dan Amerika Serikat.
Baca Juga: Waspada, Kasus Covid-19 Bisa Memuncak pada Desember 2022
Menurut observasi dari negara yang sudah terdapat XBB, penularannya dianggap sama dengan varian lain yang ada. XBB merupakan subvarian yang predominan di Singapura, mencapai hingga 54% kasus pada minggu kedua Oktober 2022, yang pada minggu sebelumnya hanya 22%.
"Di Singapura, kasus infeksi Covid-19 (subvarian XBB) ini didominasi oleh orang yang pertama terinfeksi Covid-19. Maka ini hati-hati, risiko tertular XBB (bagi yang belum terinfeksi) lebih tinggi dibandingkan orang yang pernah Covid-19," kata Erlina.
Sementara itu, negara yang sudah melaporkan adanya XBC adalah Inggris dan Filipina. Kasus XBC di Filipina sudah mencapai 193 kasus. Penularannya juga sudah mencapai transmisi lokal dengan kematian mencapai 5 kasus.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Gejala yang Timbul jika Terinfeksi Subvarian Omicron XBB dan XBC"
Penulis : Fika Nurul Ulya
Editor : Novianti Setuningsih
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News