kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini dua pekerjaan besar menteri kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin


Selasa, 22 Oktober 2019 / 20:14 WIB
Ini dua pekerjaan besar menteri kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin
ILUSTRASI. Foto Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden K.H. Maruf Amin


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dua hari ini ramai dibahas tokoh-tokoh yang diundang Presiden Joko Widodo ke istana kaitannya dengan pembentukan kabinet kerja jilid II. Wajah baru terlihat mendatangi istana seperti Nadiem Makarim, Erick Thohir dan Wishnutama Kusubandio.

Namun tak lepas juga ada beberapa wajah lama yang dipanggil Presiden ke Istana.

Ekonom Universitas Indonesia Ari Kuncoro mengatakan, adanya wajah lama di kabinet jilid II nanti adalah hal yang normal dan masih ada beberapa pekerjaan rumah yang belum selesai dan ada yang perlu dipertahankan.

Baca Juga: Luhut Panjaitan tiba di Istana, ini jejeran menteri lama yang dipanggil Jokowi

"Nah strateginya adalah yang udah selesai jangan dibuang, tapi dijadikan dasar untuk periode kedua. Yang diubah kebanyakan menteri baru misalnya ada masuk Erick Thohir, lalu Nadiem, nah fokusnya untuk menuju perekonomian secara modern dimana manufaktur pertanian itu ada komponen jasanya," kata Ari dihubungi KONTAN pada Selasa (22/10).

Untuk ada komponen jasa Ari menilai, diperlukan orang yang melihat segala sesuatu dari segala keseluruhan, yang dirasa dimiliki seorang pengusaha. Periode kedua akan melanjutkan infrastruktur, peningkatan SDM dan perampingan birokrasi menjadi poin yang sesuai.

Dua pekerjaan rumah besar yang perlu difokuskan oleh kabinet jilid II nanti selain melanjutkan infrastruktur dengan pembangunan infrastruktur pendukung adalah sisi pendidikan.

Baca Juga: Siapa lebih pantas jadi Menkumham Yasonna atau Mahfud MD? Ini kata pengamat

Sisi infrastruktur selain dilanjutkan perlu adanya terobosan bagaimana membuat kawasan yang dibangun infranstrukrur mampu menjadi sumber ekonomi masyarakat. Juga pembangunan infrastruktur pendukung lainnya misalnya jalan provinsi maupun kabupaten.

Kedua, Ari menyebut perlu ada perubahan sistem pendidikan yang saat ini dirasa kaku. Pendidikan Indonesia saat ini dinilai belum menghasilkan SDM dengan kemampuan interpersonal yang baik.

"Misal jago negosiasi, jago koordinasi, jago lobi, ini kelihatan dari ekspor kita, kita masih bahan mentah," jelasnya. Ia menjelaskan pendidikan saat ini masih fokus pada ketrampilan akademis.

Baca Juga: Pembentukan Kabinet Jokowi Bawa IHSG Hari Ini Ke Zona Hijau

Ke depannya dalam melanjutkan apa yang sudah dilakukan di periode pertama perlu SDM yang mampu mengintegrasikan apa yang sudah dihasilkan sebelumnya. "Kemampuan kombinasi dan implementasikan itu yang dicari di periode kedua. PRnya lanjutkan infrastruktur dan pendidikan, memperluas basis eksport biar ngga raw material aja," jelas Ari.

Saat ini Indonesia disampaikan Ari dari kinerja periode pertama cukup memberikan hasil yang baik. Kestabilan makro perlu dipertahankan itu mengapa ia menganggap wajar jika Sri Mulyani dilanjutkan masa bhaktinya di jilid II.

"Wajah lama tanda keberlanjutan, kalau nggak ada wajah lama nanti Pak Jokowi mulai dari nol lagi. Nah namanya keberlanjutan tetap harus pertahankan orang lama agar tidak kehilangan arah, arah kita udah jelas sekarang," jelas Ari.

Baca Juga: Ini rekomendasi saham emiten alat berat di tengah penurunan harga batubara

Saat ini Indonesia menurut Forum Ekonomi Dunia infrastruktur transportasi mendapat ranking 26, stabilitas makro menduduki nomor satu, namun dilihat indikator SDM itu Indonesia ada di peringkat 96 untuk kesehatan, dan sekolah atau pendidikan 103. Ini yang disebut Ari perlu ada keberlanjutan di periode ke dua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×