Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli
Kedua, Ari menyebut perlu ada perubahan sistem pendidikan yang saat ini dirasa kaku. Pendidikan Indonesia saat ini dinilai belum menghasilkan SDM dengan kemampuan interpersonal yang baik.
"Misal jago negosiasi, jago koordinasi, jago lobi, ini kelihatan dari ekspor kita, kita masih bahan mentah," jelasnya. Ia menjelaskan pendidikan saat ini masih fokus pada ketrampilan akademis.
Baca Juga: Pembentukan Kabinet Jokowi Bawa IHSG Hari Ini Ke Zona Hijau
Ke depannya dalam melanjutkan apa yang sudah dilakukan di periode pertama perlu SDM yang mampu mengintegrasikan apa yang sudah dihasilkan sebelumnya. "Kemampuan kombinasi dan implementasikan itu yang dicari di periode kedua. PRnya lanjutkan infrastruktur dan pendidikan, memperluas basis eksport biar ngga raw material aja," jelas Ari.
Saat ini Indonesia disampaikan Ari dari kinerja periode pertama cukup memberikan hasil yang baik. Kestabilan makro perlu dipertahankan itu mengapa ia menganggap wajar jika Sri Mulyani dilanjutkan masa bhaktinya di jilid II.
"Wajah lama tanda keberlanjutan, kalau nggak ada wajah lama nanti Pak Jokowi mulai dari nol lagi. Nah namanya keberlanjutan tetap harus pertahankan orang lama agar tidak kehilangan arah, arah kita udah jelas sekarang," jelas Ari.
Baca Juga: Ini rekomendasi saham emiten alat berat di tengah penurunan harga batubara
Saat ini Indonesia menurut Forum Ekonomi Dunia infrastruktur transportasi mendapat ranking 26, stabilitas makro menduduki nomor satu, namun dilihat indikator SDM itu Indonesia ada di peringkat 96 untuk kesehatan, dan sekolah atau pendidikan 103. Ini yang disebut Ari perlu ada keberlanjutan di periode ke dua.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News