Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Bakal calon presiden dari poros Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Joko Widodo mengungkap alasan Partai Golkar gagal masuk poros koalisinya bersama Partai Nasdem, PKB, dan Partai Hanura.
"Mereka banyak permintaan," ujar Jokowi di Balaikota, Jakarta, Selasa (20/5). Kendati demikian, dia menolak menyebutkan apa saja permintaan Partai Golkar itu, baik terkait komposisi kabinet maupun jabatan lain.
Jokowi mengaku menyayangkan langkah partai berlambang beringin itu. Padahal, sejak awal dia sudah menyatakan bahwa kerja sama politik setelah pemilu legislatif yang digalang partainya tak akan membahas soal bagi-bagi kursi, baik menteri maupun bakal calon wakil presiden.
"Selain itu, kami (PDI-P) dibilang abu-abu, ndak tegas. (Kata Golkar), jika bergabung mesti ada power sharing," ujar Jokowi. "Kami kan dari awal bilang, tanpa syarat. Ya kami tolak saja," tutur dia. Jokowi mengatakan, keputusan penolakan kerja sama politik dengan Golkar bukan hanya diputuskan oleh dia, melainkan juga oleh petinggi lain di PDI-P.
Partai Golkar akhirnya menyatakan bergabung ke poros yang dimotori Partai Gerindra. Mereka menyatakan mendukung pencalonan pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa. Padahal, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie sudah sempat bertemu Jokowi di Pasar Gembrong, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu, dengan isyarat kerja sama akan terjalin antara Partai Golkar dan PDI-P.
Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham berdalih, partainya bergabung dengan poros Partai Gerindra demi kepentingan bangsa Indonesia. Dia membantah bahwa ada deal tertentu yang menguntungkan Partai Golkar sehingga memberikan dukungan kepada Gerindra. (Fabian Januarius Kuwado)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News