Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Rapat Dewan Gubernur (BI) kemarin (8/5) memutuskan untuk mempertahankan kebijakan suku bunga tetap pada level 7,5%.
Alasannya, BI memandang perekonomian tahun ini masih penuh risiko meski inflasi dalam trend menurun. Defisit transaksi berjalan harus terus dikawal hingga berada di bawah 3% dari PDB.
Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan inflasi memang dalam trend menurun. Kemarin Badan Pusat Statistik (BPS) melansir inflasi tahunan pada bulan April tercatat 7,25%. Sebelumnya inflasi tahunan pada bulan Maret tercatat 7,32%.
Namun masih ada risiko yang memberi tekanan pada inflasi seperti kenaikan tarif dasar listrik (TDL) serta bencana El Nino yang akan menyebabkan musim kemarau di berbagai daerah. "Kita harus tetap hati-hati. Belum waktunya kita untuk melakukan pesta," ujar Perry, Kamis (8/5).
Bukan hanya inflasi yang masih berisiko. BI pun perlu mengawal defisit transaksi berjalan sesuai target. Untuk triwulan pertama 2014, BI memperkirakan defsiit transaksi berjalan sebesar 2,06% dari PDB.
Perry menjelaskan, secara statistik ada kenaikan persentase PDB dari triwulan empat 2013 ke triwulan pertama 2014. Triwulan empat kemarin defisit transaksi berjalan sebesar 1,98% dari PDB.
Namun apabila dilihat secara nominal defisitnya, diakui Perry, nominal defisit pada triwulan pertama 2014 dengan triwulan terakhir 2013 tidak jauh berbeda yaitu sekitar US$ 4,1 miliar dolar. Kondisi ini tentu harus diperhatikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News