kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.794   1,00   0,01%
  • IDX 7.469   -10,06   -0,13%
  • KOMPAS100 1.154   -0,36   -0,03%
  • LQ45 914   0,76   0,08%
  • ISSI 226   -0,75   -0,33%
  • IDX30 472   1,31   0,28%
  • IDXHIDIV20 570   2,59   0,46%
  • IDX80 132   0,18   0,14%
  • IDXV30 140   0,94   0,68%
  • IDXQ30 158   0,51   0,33%

Inflasi Inti Makin Landai, Tanda Daya Beli Masyarakat Melemah?


Jumat, 01 Desember 2023 / 19:20 WIB
Inflasi Inti Makin Landai, Tanda Daya Beli Masyarakat Melemah?
ILUSTRASI. Tekanan inflasi inti secara tahunan terus mengalami penurunan.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tekanan inflasi inti secara tahunan terus mengalami penurunan. Pada November 2023, inflasi inti tercatat 1,87% yoy, atau kembali melandai dari 1,91% yoy pada bulan Oktober 2023. 

Tren penurunan inflasi inti bahkan sudah terlihat sejak awal kuartal II-2023 atau pada April 2023. Pada bulan tersebut, inflasi inti tercatat sebesar 2,83% yoy, atau melandai dari 2,94% yoy pada bulan sebelumnya. 

Inflasi inti kembali menurun pada Mei 2023 menjadi 2,66% yoy, pada Juni 2023 menjadi 2,58% yoy, pada Juli 2023 sebesar 2,43% yoy, dan pada Agustus 2023 turun lagi ke 2,18% yoy, dan berada di kisaran 2,00% yoy pada September 2023.  

Mengingat inflasi inti erat kaitannya dengan daya beli, Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Moh. Edy Mahmud membantah, rendahnya inflasi inti menunjukkan daya beli masyarakat yang terganggu. 

“Rendahnya inflasi inti tidak berarti menunjukkan rendahnya daya beli masyarakat,” terang Moh. Edy dalam konferensi pers, Jumat (1/12). 

Baca Juga: Berikut Risiko yang Membayangi Prospek Inflasi Indonesia di Akhir 2023

Moh. Edy menduga, pergerakan inflasi inti pada November 2023 mungkin karena faktor struktural. 

Ia melihat, ekspektasi masyarakat terhadap kondisi ekonomi Indonesia masih terjaga. Terlihat dari pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang masih berada di kisaran 5% yoy. 

“Pertumbuhan tersebut menunjukkan bahwa daya beli masyarakat masih bagus,” tegasnya. 

Melihat capaian pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan juga inflasi tersebut, Moh. Edy menarik kesimpulan bahwa upaya pengendalian inflasi yang dilakukan pemerintah dan Bank Indonesia (BI) berarti berhasil. 

Senada dengan Moh. Edy, Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David E. Sumual mengungkapkan, pergerakan inflasi inti yang rendah didorong oleh faktor basis rendah. 

David juga bilang, daya beli masyarakat cukup solid. Penurunan inflasi inti maupun inflasi umum, bukan berasal dari turunnya permintaan masyarakat. 

“Ini turun dari sisi suplai, jadi bukan karena turunnya permintaan masyarakat,” tandas David.

Baca Juga: Tekanan Inflasi Beras Melemah, BPS Beberkan Sebabnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×