kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inflasi Bahan Makanan Diperkirakan Melesat Hingga 11,5% Saat Bulan Ramadan


Selasa, 05 Maret 2024 / 05:25 WIB
Inflasi Bahan Makanan Diperkirakan Melesat Hingga 11,5% Saat Bulan Ramadan
ILUSTRASI. proyeksi inflasi saat bulan Ramadan melesat


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Inflasi pada periode Ramadan dan Lebaran di tahun ini diperkirakan melonjak. Selain karena faktor musiman, inflasi merangkak naik karena terjadi fluktuasi atau kenaikan harga bahan pokok makanan.

Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira memperkirakan, inflasi yang didorong dari kenaikan bahan makanan akan mencapai di kisaran 10% hingga 11,5% pada Maret hingga April 2024.

“Untuk bahan makanan, ini memang faktor musiman tetapi ada faktor dari sisi fluktuasi pasokan. Bahkan dari 1 bulan sebelum Ramadan telah terjadi kenaikan harga hampir di seluruh jenis bahan makanan,” tutur Bhima kepada Kontan, Senin (4/3).

Adapun saat ini bahan pokok makanan yang sedang meningkat di antaranya beras, minyak goreng, gula dan daging sapi, cabai rawit, bawang merah dan bawang putih.

Baca Juga: Tekan Inflasi Jelang Ramadan, Mendagri Minta Suplai Ditambah dan Distribusi Lancar

Kenaikan harga bahan pokok ini kata Bhima, akan bisa mengganggu konsumsi masyarakat. Bahkan tidak hanya bersumber dari kenaikan bahan pokok makanan saja, kenaikan tiket transportasi juga menjadi salah satu faktor. Biasanya pembelian tiket transportasi akan meningkat tajam saat mudik Lebaran.  

Selain itu, sebagian Tunjangan Hari Raya (THR) yang biasanya ditabung akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok yang sedang meningkat harganya. Sehingga uang THR masyarakat khususnya menengah ke bawah dan rentan yang ditabung tidak akan setinggi tahun-tahun sebelumnya.

“Implikasinya konsumsi rumah tangga dikhawatirkan di kuartal I dan II 2024 diperkirakan akan cenderung hanya mencapai 4,9%,” ungkapnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×