Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Di tengah perlambatan ekonomi, ternyata ada angin segar yang berhembus dari industri manufaktur. Produksi industri manufaktur besar dan sedang pada triwulan II-2015 mengalami pertumbuhan 5,44% bila dibanding periode yang sama tahun lalu.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, indeks produksi manufaktur besar dan sedang triwulan II-2015 sebesar 125,69, sedangkan pada triwulan II 2014 sebesar 119,21. Bila dibanding dengan triwulan I, indeks terbaru ini masih lebih kuat 2,34%.
Menarik lebih jauh, pertumbuhan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) yang tumbuh 5,44% ini lebih tinggi dari pertumbuhan tahunan triwulan II-2014 yang tumbuh 4,19%. Namun, masih lebih lambat ketimbang pencapaian triwulan II-2013 yang meningkat 6,77% year on year.
Kepala BPS Suryamin, mengatakan kenaikan produksi industri manufaktur besar dan sedang terjadi pada tiga sektor utama. Pertama, industri barang logam, bukan mesin dan peralatannya yang tumbuh 16,43% bila dibanding triwulan II 2014. Kedua, industri farmasi, produk obat kimia, dan obat tradisional tumbuh 13,13%.
Ketiga, industri jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan yang tumbuh 9,43%. "Sementara itu industri yang mengalami penurunan adalah industri pakaian jadi, alat angkutan, kertas dan barang dari kertas, serta tekstil," ujarnya, Senin (3/8).
Industri pakaian jadi menjadi industri yang mengalami penurunan pertumbuhan paling besar yaitu 12,77%. Tidak hanya industri manufaktur besar dan sedang yang tumbuh, industri manufaktur mikro dan kecil pun tumbuh.
BPS mencatat industri manufaktur makro dan kecil (IMK) naik 4,57% dari 126,18 pada triwulan II 2014 ke 131,95 pada triwulan II 2015. Kenaikan industri mikro dan kecil ini terjadi pada sektor kertas dan barang dari kertas sebesar 23,44%, mesin dan perlengkapannya 15,97%, dan peralatan listrik 12,69%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News