Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto
IWF merupakan solusi dari pendanaan proyek pembangunan infrastruktur air bersih yang tidak seluruhnya bisa didanai oleh APBN. Secara total, Kementerian BUMN memproyeksikan proyek pembangunan air bersih di Indonesia membutuhkan dana sekitar Rp 190 triliun, sementara APBN hanya bisa berkontribusi sekitar Rp 60 triliun.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Danareksa Arisudono Soerono mengatakan, selama ini penyedia dana dalam bentuk utang sudah cukup melimpah. Lantas, IWF hadir untuk memungkinkan para investor memberikan pendanaan ekuitas dalam menjalankan proyek-proyek air bersih.
Baca Juga: Waspadai Penyebab Ikan Naik ke Permukaan Air, Bisa Jadi Kekurangan Oksigen
Ia juga bilang, untuk saat ini, mayoritas proyek pembangunan infrastruktur air bersih IWF akan difokuskan di Pulau Jawa seperti di wilayah Jatiluhur dan Cilacap. “IWF dapat masuk ke proyek pembangunan air bersih dari hulu ke hilir,” imbuh dia.
Sekadar catatan, IWF diinisiasi oleh Kementerian BUMN melalui sinergi Holding BUMN Danareksa yang terdiri dari Danareksa, Nindya Karya, Perum Jasa Tirta I, dan Perum Jasa Tirta II.
IWF fokus pada tiga pilar yang menawarkan pendekatan investasi dengan manfaat berkelanjutan dan menghadirkan akses terintegrasi dari hulu ke hilir. IWF dapat dijalankan dengan model investasi yang sesuai profil investor dengan skema yang mudah direplikasi di seluruh Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News