Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal I-2025 mencatat defisit dibandingkan posisi akhir tahun 2024.
Bank Indonesia (BI) mencatat, NPI pada kuartal I-2025 mengalami defisit sebesar US$ 0,8 miliar dibandingkan dengan akhir tahun 2024 sebelumnya yang masih surplus sebesar US$ 7,9 miliar.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso mengatakan, defisit NPI ini sejalan dengan defisit transaksi berjalan yang terjadi di tengah perlambatan ekonomi global.
Baca Juga: Indonesia Defisit US$ 15,9 Juta ke Prancis, Surplus US$ 4,49 M ke UE di Januari 2025
"Defisit NPI ini disebabkan transaksi modal dan finansial yang mencatat defisit yang terkendali di tengah meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global. Dengan perkembangan tersebut, NPI pada triwulan I-2025 mencatat defisit US$ 0,8 miliar," ungkapnya dalam keterangan tertulis, Kamis (22/5).
Secara keseluruhan kuartal I-2025, perkembangan NPI menunjukkan perlambatan, di tengah meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global yang masih berlanjut. Defisit tersebut terutama didorong oleh kinerja transaksi modal dan finansial yang juga mengalami defisit.
Adapun transaksi modal dan finansial Kuartal I 2025 mencatat surplus sebesar US$ 16,4 miliar, meningkat dibandingkan dengan surplus sebesar US$ 9,9 miliar pada tahun 2023, ditopang oleh aliran masuk modal asing pada investasi langsung dan investasi portofolio, di tengah berlanjutnya ketidakpastian pasar keuangan global.
Selanjutnya, transaksi berjalan Kuartal I-2025 mencatat defisit US$ 0,2 miliar atau setara 0,1% dari PDB (Produk Domestik Bruto), lebih rendah dibandingkan dengan defisit US$ 1,1 miliar atau setara 0,3% dari PDB pada kuartal IV 2024.
Baca Juga: Pendapatan dan Laba Adaro Minerals Indonesia (ADMR) Merosot di Kuartal I-2025
“Transaksi berjalan mencatat defisit yang lebih rendah, dipengaruhi surplus neraca perdagangan barang meningkat, terutama disumbang oleh kenaikan surplus neraca perdagangan nonmigas,” ungkapnya.
Lebih lanjut, posisi cadangan devisa pada akhir Maret 2025 tercatat tetap tinggi sebesar US$ 157,1 miliar, atau lebih tinggi dibandingkan posisi cadangan devisa pada akhir Desember 2024 mencapai US$ 155,7 miliar.
Posisi cadangan devisi tersebut setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Selanjutnya: Petronas Teken Kontrak Kerja Sama di WK Serpang dan Binaiya
Menarik Dibaca: Kue Cantik Rasa Fantastik! Resep Kue Nona Manis Ubi Ungu Lembut, 1 Telur Jadi Puluhan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News