kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indonesia Tegaskan Tolak Normalisasi Hubungan dengan Israel


Selasa, 16 April 2024 / 20:03 WIB
Indonesia Tegaskan Tolak Normalisasi Hubungan dengan Israel
ILUSTRASI. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan, tidak ada normalisasi hubungan Indonesia dengan Israel.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan, tidak ada normalisasi hubungan Indonesia dengan Israel. 

Penegasan Retni ini merespons soal adanya tekanan yang diterima Indonesia agar melakukan normalisasi hubungan dengan Israel.

Meski tak merinci tekanan yang dimaksud, menurut Retno, tekanan tersebut merupakan hal biasa dalam dunia internasional. Yang jelas, Indonesia tetap pada posisi menolak normalisasi hubungan dengan Israel dan tetap mendukung kemerdekaan Palestina.

"Sejauh ini posisi kita tetap no," ujar Retno di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (16/4).

Lebih lanjut, Retno menyatakan, Indonesia terus mendorong deeskalasi dan pengendalian diri di antara negara-negara yang terlibat.

Ia mengaku khawatir melihat perkembangan situasi di Timur Tengah dan Indonesia yakin bahwa eskalasi tidak akan membawa manfaat bagi siapapun.  "Oleh karena itu, upaya diplomatik perlu terus dilakukan oleh semua pihak termasuk oleh Indonesia,” ujar Retno.

Baca Juga: Intensifkan Upaya Diplomasi, Indonesia Dorong Deeskalasi Ketegangan di Timur Tengah

Sebagai respons, Menlu Retno telah melakukan komunikasi intensif dengan para pemimpin dunia, termasuk Menteri Luar Negeri dari Iran, Arab Saudi, Yordania, Mesir, Persatuan Emirat Arab, Uni Eropa, Jerman, Belanda, serta Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat. 

Dalam dua hari terakhir, Menlu telah berkomunikasi melalui telepon dan bertukar pesan untuk menegaskan pentingnya menahan diri dan mengurangi eskalasi konflik. 

"Dua hal yang kita sampaikan di dalam semua komunikasi. Dengan pihak-pihak terkait langsung yang kita minta adalah self restraint, menahan diri dan deeskalasi, pentingnya melakukan deeskalasi," ucap Retno.

Menlu juga menjelaskan upaya diplomatik yang telah dilakukan di forum internasional, termasuk di Dewan Keamanan PBB, meski belum menghasilkan kemajuan berarti. Lebih lanjut, Menlu menyebut bahwa saat ini semua pihak sudah mulai menghitung dampak jika terjadi eskalasi.

Selain itu, Menlu menggarisbawahi pentingnya perlindungan bagi warga negara Indonesia (WNI) di kawasan konflik. Pemerintah telah menyampaikan imbauan perjalanan, menyiapkan saluran telepon darurat, termasuk menyampaikan arahan langsung kepada WNI di Iran dan Israel mengenai langkah-langkah yang harus diambil jika situasi memburuk. 

Retno menyatakan, WNI sejauh ini dalam keadaan baik dan tidak terdampak situasi yang ada.

“Kita terus melakukan pantauan dari dekat dan hampir setiap hari Kementerian Luar Negeri mengadakan rapat secara virtual dengan KBRI-KBRI dengan wilayah-wilayah yang kira-kira dapat terdampak kita terjadi eskalasi," jelas Retno.

Pesan dari Presiden Jokowi, seperti yang disampaikan oleh Menlu, adalah untuk terus melanjutkan upaya diplomasi untuk mencegah terjadinya eskalasi, yang mana bisa memiliki dampak serius bagi stabilitas regional dan global, termasuk pada ekonomi dunia. 

“Sekali lagi, kita pantau dari dekat, kita waspada, dan kita terus melakukan upaya diplomatik, agar masing-masing pihak menjaga, menahan diri, self restraint, dan kita mencoba untuk bicara dengan sebanyak mungkin pihak untuk menggunakan pengaruhnya agar eskalasi tidak terjadi,” kata Retno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×