kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Indonesia perlu tingkatkan produktivitas pekerja


Kamis, 27 Februari 2014 / 18:50 WIB
Indonesia perlu tingkatkan produktivitas pekerja
ILUSTRASI. Manfaat Air Beras untuk Wajah.


Reporter: Syarifah Nur Aida | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Pangsa pertanian dalam total PDB menukik drastis dari 60% menjadi sekitar 30%. Ini membuat Centre for Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menekankan urgensi pemindahan tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor lain, terutama manufaktur.

Secara rerata dunia, Indonesia selalu berada di bawah rata-rata terkait jumlah tenaga kerja di sektor industri. Sementara di sektor pertanian, Indonesia selalu di atas rata-rata. Ini artinya, terlalu banyak orang bekerja di sektor pertanian.

"Sebanyak 35% masih bekerja di sektor pertanian," ujar peneliti ekonomi CSIS Haryo Aswicahyono di Gedung Pakarti, Jakarta Pusat, Kamis (27/2).

Di sektor industri, tidak ada perubahan berarti. Malah, produktivitas sektor industri menurun sejak 2009, disalip sektor jasa terutama modernisasi telekomunikasi yang maju pesat.

Dibandingkan dengan Malayasia, kesenjangan produktivitas tenaga kerja Indonesia meningkat. Bahkan Thailand, pada 2012 produktivitas tenaga kerjanya mencapai dua kali lipat dibanding Indonesia.

"Penyebabnya rendahnya sumber daya insani dan rigiditas tenaga kerja dari sektor formal ke infromal," papar Haryo.

Rigiditas tersebut menyebabkan tiga hal utama. Pertama, kemampuan ekonomi untuk mencipatkan lapangan kerja menurun. Kedua, mengurangi kecepatan transformasi ketenagakerjaan. Ketiga, Mengurangi insentia untuk investasi di sumber daya manusia.

Faktor krusial menyangkut daya saing dan produktivitas tenaga kerja di Indonesia, yakni pendidikan, juga kian terpuruk di ibu pertiwi. Mutu pendidikan Indonesia digadang terendah sedunia seiring dengan penurunan learning outcome.

"Kualitas tingkat pembelajaran Indonesia bahkan lebih rendah dari Vietnam," paparnya lirih. Indonesia nyaris menempati posisi terendah di dunia dalam kemampuan matematika dan sains.

Jika Indonesia ingin pertumbuhan ekonomi lebih pesat, mau tak mau, harus ada perubahan tenaga kerja dari pertanian ke manufaktur. Di samping itu, pemerintah juga harus melirik aglomerasi industri sebagai faktor pertumbuhan ekonomi yang saat ini belum dimanfaatkan dengan baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×