kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.704.000   25.000   1,49%
  • USD/IDR 16.459   26,00   0,16%
  • IDX 6.384   -135,77   -2,08%
  • KOMPAS100 927   -22,47   -2,37%
  • LQ45 726   -11,89   -1,61%
  • ISSI 197   -5,73   -2,83%
  • IDX30 378   -4,14   -1,08%
  • IDXHIDIV20 455   -6,91   -1,50%
  • IDX80 105   -2,09   -1,95%
  • IDXV30 108   -2,33   -2,11%
  • IDXQ30 124   -1,12   -0,89%

Penyerapan pekerja jangan lagi andalkan pertanian


Rabu, 05 Februari 2014 / 19:24 WIB
Penyerapan pekerja jangan lagi andalkan pertanian
ILUSTRASI. Bendera Taiwan dan Taiwan Semiconductor Manufacturing Co (TSMC) ditampilkan di sebelah kantor pusatnya di Hsinchu, Taiwan 5 Oktober 2017


Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini merilis data penyerapan jumlah tenaga kerja di sektor pertanian cukup tinggi, yakni sekitar 38 juta orang. Menteri Keuangan (Menkeu) M Chatib Basri mengatakan penyerapan tenaga kerja tak boleh lagi mengandalkan sektor pertanian.

"Saya rasa kuncinya ke depan penyerapan tenaga kerja tidak bisa lagi mengandalkan sektor pertanian. Karena sektor pertanian itu lahannya terbatas. Kalau tenaga kerjanya banyak, bayangkan banyak sekali orang yang di lahan terbatas. Akibatnya produktivitas mengalami penurunan. Ini kalau di ekonomi namanya the law of missing return, tanah kecil dikasih orang banyak akibatnya kepenuhan," kata Chatib di Kantor Kemenkeu, Rabu (5/2/2014).

Chatib memandang hal yang harus terjadi saat ini adalah bagaimana sektor pertanian dapat dimodernisasi sehingga tenaga kerja di sektor pertanian bergeser ke sektor manufaktur dan jasa. Oleh karenanya, sektor manufaktur harus tumbuh dan berkembang.

Secara umum, Chatib mengungkapkan penyerapan tenaga kerja baru memang belum terlalu banyak. Yang penting bagi pemerintah saat ini adalah agar tenaga kerja yang sudah ada tidak kehilangan pekerjaannya.

"Penyerapan tenaga kerja baru belum bisa terlalu banyak. Paling tidak kita mencegah agar orang (tenaga kerja) yang existing tidak diberhentikan," ujar Chatib.

Seperti diberitakan sebelumnya, Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Suhariyanto mengatakan seharusnya jika share pertanian mengecil, maka penyerapan tenaga kerja pun mengecil.

"Harusnya nanti pertanian itu mengecil (tenaga kerjanya) pindah ke sekunder. Semakin maju negara akan seperti itu. Singapura misalnya, atau Amerika Serikat. Pertanian di AS besar tapi share-nya hanya sekitar 3 persen karena orang-orang bergerak di jasa. Ketika semua tenaga kerja berkualitas, yang terjadi pergeseran itu," kata Suhariyanto. (Sakina Rakhma Diah Setiawan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×