Penulis: Virdita Ratriani
Penyebab resesi
Ada beberapa penyebab resesi, mulai dari goncangan ekonomi secara tiba-tiba hingga dampak dari inflasi yang tidak terkendali. Berikut beberapa penyebab resesi:
1. Guncangan ekonomi yang tiba-tiba
Wabah virus corona baru yang memukul sektor ekonomi di seluruh dunia, adalah contoh yang lebih baru dari goncangan ekonomi yang tiba-tiba.
Contoh lain, pada 1970-an, OPEC memutus pasokan minyak ke AS tanpa peringatan. Sehingga, menyebabkan resesi, belum lagi terjadi antrean tak berujung di pompa bensin.
2. Utang yang berlebihan
Ketika individu atau dunia usaha mengambil terlalu banyak utang, mereka bisa terjebak ke gagal bayar utang. Terjadinya gagal bayar ini lah yang membuat kebangkrutan dan membalikkan perekonomian.
Baca Juga: Ekonomi Prancis kuartal dua 2020 terkontraksi 13,8%
3. Gelembung aset
Investasi berlebihan di pasar saham atau real estate diibaratkan seperti gelembung yang bisa membesar. Ketika gelembung meletus, terjadi penjualan dadakan yang dapat menghancurkan pasar dan menyebabkan resesi.
4. Terlalu banyak inflasi
Inflasi adalah tren harga yang stabil dan naik seiring waktu. Inflasi bukanlah hal yang buruk. Tetapi, inflasi yang berlebihan adalah fenomena yang berbahaya.
Bank sentral mengendalikan inflasi dengan menaikkan suku bunga. Dan, suku bunga yang lebih tinggi menekan kegiatan ekonomi.
Pada 1970-an, inflasi yang tidak terkendali menjadi masalah di AS. Bank sentral AS, The Fed pun dengan cepat menaikkan suku bunga, yang menyebabkan resesi.
Baca Juga: Siap-siap resesi, diversifikasi portofolio jadi solusi
5. Terlalu banyak deflasi
Deflasi adalah ketika harga turun dari waktu ke waktu, yang menyebabkan upah berkontraksi, yang selanjutnya menekan harga.
Ketika siklus deflasi tidak terkendali, orang-orang dan bisnis berhenti belanja, yang akibatnya merongrong perekonomian. Contohnya, pada 1990-an, Jepang harus berjuang melawan deflasi yang membuatnya terpuruk dalam resesi.