kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45925,41   -5,94   -0.64%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Impor Mulai Melambat, PMI Manufaktur RI Berpotensi Tertekan


Rabu, 16 November 2022 / 17:23 WIB
Impor Mulai Melambat, PMI Manufaktur RI Berpotensi Tertekan
ILUSTRASI. Tumpukan peti kemas di kawasan Pelabuhan Pelindo II, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (15/11/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/tom.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mulai melambatnya impor dikhawatirkan bisa mengganggu kinerja manufaktur di Tanah Air. Hal ini sejalan dengan impor pada Oktober yang melambat dari bulan sebelumnya.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai impor pada bulan Oktober sebesar US$ 19,14 miliar atau turun 3,40% dibandingkan bulan September 2022. Pada periode ini hanya impor konsumsi yang mengalami peningkatan. Sedangkan impor bahan baku/penolong dan barang modal mengalami penurunan.

Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira mengatakan, penurunan impor bahan baku/penolong dan barang modal secara bulanan pada Oktober menandakan ekspansi di sektor manufaktur mulai terganggu.

“Salah satunya karena permintaan di pasar ekspornya sedang rendah, dan aktivitas produksinya diturunkan. Kemudian juga sejalan dengan data PMI manufaktur (Oktober yang turun),” tutur Bhima kepada Kontan.co.id, Rabu (16/11).

Baca Juga: Impor Indonesia Turun karena Rupiah Melemah dan Penurunan Konsumsi Domestik

Seperti diketahui, S&P Global mencatat, Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur atau indeks manufaktur Indonesia pada Oktober 2022 berada di level 51,8 atau turun dibandingkan September 2022 yang sebesar 53,7.

Faktor lain, karena negara asal impor Indonesia masih ada yang melakukan pengetatan mobilitas akibat pandemi Covid-19 yang belum juga usai, sehingga proses impor sulit dilakukan. Pun dengan harga bahan baku impor dan juga ongkos impor yang naik juga menjadi kendala.

Bhima juga berpandangan, tekanan di sektor manufaktur ke depannya akan berlanjut. Menurutnya secara musiman biasanya menjelang Natal dan Tahun Baru harusnya terjadi kenaikan impor, namun kondisi tersebut berbanding terbalik dengan kondisi impor di Oktober 2022.

“Ini yang harus dicermati. Tekanan di sektor manufaktur bisa berlanjut. Jadi bulan November Desember karena terpotong libur Natal dan Tahun Baru jadi nggak efektif.  Sehingga impor bahan baku secara bulanan juga bisa kembali melambat. Jadi ini yang harus diwaspadai,” kata Bhima.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×