Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Krisis kedelai beberapa hari terakhir telah diatasi pemerintah dengan membuka keran impor dengan volume yang lebih besar dan menerapkan harga khusus.
Meskipun harga masih tinggi, tapi dengan membanjirnya kedelai impor dalam negeri, maka harga kedelai berpotensi kembali turun.
Menteri Pertanian (Mentan) Suswono, mengatakan, pemerintah akan terus berupaya menjaga agar harga kedelai tetap menguntungkan petani dalam negeri.
Sebab, dibukanya keran impor kedelai bisa berpotensi menurunkan harga kedelai, sehingga petani kedelai dalam negeri bisa merugi dan tidak mau lagi menanam kedelai.
"Kami akan berusaha agar harga kedelai tidak akan turun. Kami berharap agar harga kedelai tetap baik untuk petani. Jadi kami ingin ketika petani menjerit, pemerintah juga memperhatikan dan menjadi perhatian media. Jadi jangan hanya ketika konsumen menjerit baru jadi pemberitaan," tutur Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.
Ia mengatakan, rendahnya minat petani Indonesia menanam kedelai lantaran harganya yang terlalu murah. Padahal biaya produksi kedelai per kilo saja mencapai Rp 6.500. Bila marginnya diberikan 30% maka harganya mendekati Rp 8.500 per kilogram (kg). "Nah kalau ada jaminan harga kedelai seperti itu, maka pasti petani akan menanam kedelai," tambahnya.
Suswono mengambil contoh, saat ini petani mulai bergairah menanam kedelai seperti di Aceh yang telah melakukan penanaman kedelai dia atas lahan 50.000 hektare (ha) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) di lahan seluas 30.000 ha.
Indonesia perlu menambah areal penanaman kedelai sekitar 500.000 ha lagi untuk bisa memenuhi sebagian besar kebutuhan kedelai dalam negeri. Sebab saat ini, lahan yang digunakan petani untuk menanam kedelai semakin menyusut, tinggal 700.000 ha dari sebelumnya 1,6 juta ha.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News