kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45925,04   -6,32   -0.68%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Implementasi IA-CEPA diharapkan tingkatkan GDP Indonesia 0,23% per tahun


Kamis, 09 Juli 2020 / 15:44 WIB
Implementasi IA-CEPA diharapkan tingkatkan GDP Indonesia 0,23% per tahun
ILUSTRASI. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi


Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Implementasi Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Komprehensif Indonesia dan Australia (IA-CEPA) diharapkan meningkatkan Gross Domestic Product (GDP) Indonesia sebesar 0,23% per tahun.

Asal tahu saja, IA-CEPA telah resmi diimplementasikan pada 5 Juli 2020 kemarin. Diharapkan perjanjian tersebut dapat menjadi salah satu alat percepatan pemulihan ekonomi di tengah pandemi virus corona (Covid-19).

"Melalui implementasi IA-CEPA, terdapat potensi peningkatan GDP Indonesia sebesar 0,23% atau penambahan sebesar AU$ 1,65 miliar per tahun," ujar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat konferensi pers, Kamis (9/7).

Baca Juga: Dukung implementasi AHKFTA dan IA-CEPA, Kemendag terbitkan dua aturan

Sebelumnya setelah perundingan selesai, IA-CEPA akhirnya diratifikasi melalui UU nomor 1 tahun 2020 oleh Indonesia pada Februari lalu. Pada kerja sama itu Australia membebaskan bea masuk pada 100% produk Indonesia.

Hal itu dinilai menjadi keuntungan bagi Indonesia. Terutama untuk produk tekstil, produk otomotif, elektronik, produk
perikanan dan peralatan komunikasi.

"Dengan IA-CEPA, Indonesia akan memperoleh keuntungan di antaranya melalui peluang peningkatan ekspor Indonesia," terang Retno.

Selain itu IA-CEPA juga akan menciptakan iklim yang kondusif untuk peningkatan investasi Australia di Indonesia. Salah satu sektor yang didorong adalah bidang pendidikan tinggi.

Kerja sama Indonesia dan Australia juga menyangkut Pelatihan Pendidikan Vokasi, Pendidikan Tinggi, dan Sektor Kesehatan. Kerja sama tersebut dinilai akan meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia.

Berdasarkan data Kemendag, total perdagangan kedua negara mencapai US$ 7,85 miliar pada tahun 2019. Berdasarkan angka tersebut Indonesia mengalami defisit US$ 3,17 miliar.

Pada periode Januari - April 2020, Indonesia mengalami defisit US$ 1,1 miliar atas Australia. Angka tersebut naik 11,04% dari periode yang sama pada tahun 2019 dengan defisit US$ 999,31 juta.

Baca Juga: Kemendag memastikan IA-CEPA tak hanya soal perdagangan barang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×