kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IMF pangkas pertumbuhan ekonomi global jadi 3,3%, bagaimana prospek Indonesia?


Selasa, 21 Januari 2020 / 15:34 WIB
IMF pangkas pertumbuhan ekonomi global jadi 3,3%, bagaimana prospek Indonesia?
ILUSTRASI. Aktivitas bongkar muat di Terminal Petikemas Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (3/1). IMF pangkas pertumbuhan ekonomi global jadi 3,3%.


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana Moneter Internasional (IMF) dalam laporanbertajuk World Economic Outlook (WEO) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari  3,4%, menjadi 3,3% pada tahun 2020. Revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global tersebut didasarkan pada pertumbuhan ekonomi negara-negara berkembang seperti India yang tumbuh lebih rendah.

Kepala Ekonom BNI Ryan Kiryanto mengatakan, berbeda dengan proyeksi IMF terhadap pertumbuhan ekonomi global, justru proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahuni ni cukup tinggi. Hal itu didasarkan pada pertimbangan terbatasnya dampak tekanan perang dagang, brexit dan risiko geopolitik terhadap pertumbuhan ekonomi Tanah Air.

"Karena Indonesia tidak termasuk dominant player di kancah perdagangan global. Pun Indonesia tidak terlalu terlibat aktif dalam rantai pasokan global sehingga relatif terpapar minimal dari perlambatan ekonomi global,” kata Ryan kepada Kontan.co.id, Selasa (21/1).

Kondisi  ini berbeda dengan beberapa negara eksportir dominan seperti China, Korea Selatan, Jepang, dan AS yg terdampak lebih besar karena perlambatan ekonomi global, apapun penyebabnya.

Keberuntungan Indonesia adalah memiliki modal besar berupa pasar domestik yang terjaga kuat dengan kontribusi konsumsi rumah tangga (KRT) sekitar 56%-57% terhadap total produk domestik bruto (PDB) Indonesia. 

“Pada saat yang sama kebijakan moneter dan makroprudensial oleh Bank Indonesia (BI) yang akomodatif dan pro pertumbuhan cukup menopang pertumbuhan ekonomi, pun dengan kebijakan fiskalnya yang dinilai banyak pihak mulai condong ke arah responsif dan antisipatif pada pro pertumbuhan jelang mengakhiri 2019 dan makin kuat di awal 2020,” kata Ryan.

Setali tiga uang, efektivitas kebijakan moneter dan fiskal akan bergantung pada implementasinya. Ini butuh syarat yang tidak ringan, yakni stabilitas politik, kepastian hukum dan kondusivitas iklim ekonomi dan investasi. 

Tanpa pemenuhan persyaratan tersebut, maka Dia menilai sinkronisasi dan harmonisasi kebijakan moneter dan fiskal yang esensinya pro pertumbuhan akan jadi sia-sia. Proyeksi Ryan pertumbuhan ekonomi domestik berada di level 5,1%-5,3% di tahun ini.

Dalam rilisnya, IMF menilai , realisasi pertumbuhan ekonomi India tahun 2019 yang anjlok di level 4,8% dari 6,8% di 2018 menjadi penyebab mereka menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global.

Bagi IMF, India merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki mitra dagang di hampir seluruh dunia.  Sementara, di beberapa negara emerging market di Asia juga mengalami perlambatan ekonomi, termasuk Chna.

Pahal tadinya ada harapan outlook pertumbuhan ekonomi dunia di 2020 ini akan rebound pasca kesepakatan perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China fase 1. Namun karena ekonomi India melemah dan China sedang konsolidasi dengan outlook melemah di level 5,8% setelah tumbuh 6% di 2019, hal ini membuat outlook pertumbuhan ekonomi global direvisi ke bawah. 

Meski global melemah nampaknya pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Tenggara masih adem-ayem. “Sementara, pertumbuhan ekonomi di negara-negara yang masuk dalam ASEAN 5 (Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam) akan cenderung terjaga tahun ini, setelah melambat di kisaran 4,7% tahun 2019 lalu,” terang IMF dalam laporannya, Senin (20/1).

Sebagai informasi baik IMF maupun World Bank (WB )dan beberapa lembaga lain memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2020 pada level moderat, yakni 5,1%. Sedikit lebih baik dibanding realisasi 2019 yg berkisar 5,03-5,05%. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×