CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.386.000   -14.000   -1,00%
  • USD/IDR 16.295
  • IDX 7.288   47,89   0,66%
  • KOMPAS100 1.141   4,85   0,43%
  • LQ45 920   4,23   0,46%
  • ISSI 218   1,27   0,58%
  • IDX30 460   1,81   0,40%
  • IDXHIDIV20 553   3,30   0,60%
  • IDX80 128   0,57   0,44%
  • IDXV30 130   1,52   1,18%
  • IDXQ30 155   0,78   0,50%

IMF: Kebijakan Makroprudensial Akomodatif akan Ringankan Risiko Finansial Masyarakat


Minggu, 10 Desember 2023 / 12:12 WIB
IMF: Kebijakan Makroprudensial Akomodatif akan Ringankan Risiko Finansial Masyarakat


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dana Moneter Internasional (IMF) mengingatkan, tren suku bunga tinggi akan memberi dampak salah satunya pembengkakan utang di negara-negara Asia. 

Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva mengungkapkan, salah satu yang akan memikul beban utang yang berat adalah rumah tangga. 

Dengan kondisi tersebut, Georgieva mengimbau otoritas untuk mengambil aksi. Salah satunya, meminta bank sentral untuk memberlakukan kebijakan makroprudensial yang longgar untuk membantu menjaga stabilitas rumah tangga dari risiko utang. 

Baca Juga: IMF Mengingatkan Asia Waspadai Lonjakan Utang

“Kebijakan makroprudensial, skema pembayaran untuk properti contohnya, misal untuk pelonggaran loan to value (LTV) akan bisa membantu untuk menangkal risiko stabilitas keuangan dari utang rumah tangga,” terang Georgieva dalam forum AMRO 2023 bulan ini. 

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, BI telah melanjutkan kebijakan makroprudensial yang akomodatif untuk merangsang pertumbuhan ekonomid alam negeri. 

Termasuk juga, dengan perpanjangan pemberian LTV 100% yang memungkinkan masyarakat yang ingin melakukan pinjaman pemilkan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor, bisa dengan uang muka 0%. 

Baca Juga: Kontribusi Utang Asia Membengkak, Ini Saran Bos IMF

Tak hanya itu, BI juga memberikan insentif bagi bank yang menyalurkan kredit ke sektor prioritas dan untuk pengembangan usaha mikro kecil menengah (UMKM). 

Perry bilang, kebijakan makroprudensial yang dicampur dengan kebijakan moneter, serta bauran kebijakan dengan pemerintah, akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi di masa sulit ini. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×