Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - NUSA DUA. Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan bahwa amunisi yang dimiliki oleh negara-negara saat ini untuk menghadapi tekanan global lebih sedikit ketimbang saat krisis global menerpa 10 tahun yang lalu.
Chief economist IMF Maurice Obstfeld mengatakan, mekanisme kerja sama kebijakan global multilateral sedang mengalami ketegangan, terutama dalam perdagangan. Oleh karena itu, amunisi semakin sedikit.
“Bila ditanya bagaimana pemerintah merespons jika risiko terwujud dan resesi meluas terjadi. Jawabannya tidak menghibur,” kata dia di Bali, Selasa (9/10).
Obstfed mengatakan, pemerintah memiliki amunisi fiskal dan moneter lebih sedikit daripada ketika krisis keuangan global pecah sepuluh tahun lalu, dan karena itu perlu membangun buffer fiskal dan meningkatkan ketahanan dengan cara lainnya.
Cara lain meningkatkan ketahanan ekonomi itu termasuk dengan meningkatkan rezim regulasi keuangan dan memberlakukan reformasi struktural yang meningkatkan bisnis dan tenaga kerjaan serta dinamisme pasar. “Tidak akan ada waktu yang lebih baik daripada sekarang untuk tindakan positif,” ujarnya.
Asal tahu saja, akibat ketidakpastian perdagangan global yang semakin meningkat. IMF pun menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global di tahun ini menjadi 3,7% dari yang dalam laporan sebelumnya pada April, diprediksi 3,9%.
Untuk AS, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tumbuh 2,9% di tahun ini dan akan turun menjadi 2,5% di tahun depan. Sementara untuk China, IMF memproyeksikan ekonominya tumbuh 6,6% di tahun ini dan 6,2% di tahun depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News