kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.948.000   47.000   2,47%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

Imbas Potensi Resesi Global, Pertumbuhan Ekonomi RI pada Tahun 2023 Diramal Melambat


Selasa, 20 Desember 2022 / 18:09 WIB
Imbas Potensi Resesi Global, Pertumbuhan Ekonomi RI pada Tahun 2023 Diramal Melambat
ILUSTRASI. Deretan gedung perkantoran terlihat dari kejauhan yang berada di pusat perkantoran Jakarta, Kamis (15/12/2022). KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Mandiri memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melambat pada tahun 2023.  Kepala Riset Ekonomi Makro dan Pasar Keuangan Bank Mandiri Dian Ayu Yustina memperkirakan, pertumbuhan ekonomi pada tahun 2023 sebesar 5% secara tahunan, lebih rendah dari perkiraan pertumbuhan 2022 sebesar 5,17%.

Dian mengungkapkan, perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan terpengaruh oleh ketidakpastian ekonomi global. Ini akan mempengaruhi kinerja perdagangan Indonesia. 

Seperti kita ketahui, selama dua tahun terakhir kinerja ekspor Indonesia membaik di tengah kenaikan harga komoditas dan meningkatnya permintaan global. Ini juga menambah kekuatan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2021 dan 2022. Nah, pada tahun 2023, cerita akan sedikit berbeda. 

“Potensi resesi dan stagflasi global akan mempengaruhi kinerja perdagangan Indonesia. Harga komoditas akan melandai dan volume permintaan ekspor lebih rendah,” terang Dian dalam Media Gathering, Selasa (20/12) secara daring. 

Baca Juga: Belanja Negara Diprediksi Tak Terserap 100%, Begini Perkiraan Kemenkeu

Dian melanjutkan, meski memang ada risiko tersebut, Indonesia tetap memiliki kekuatan dari ekonomi domestik. Terlebih, porsi terbesar pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah konsumsi dalam negeri. 

Hal yang paling penting untuk menjaga konsumsi rumah tangga adalah dengan menjaga tingkat inflasi dalam negeri. 

“Bila inlfasi secara bertahap menurun, dan masyarakat lebih yakin, maka konsumsi rumah tangga akan bergulir sehingga ini mendorong pertumbuhan,” tambahnya. 

Selain itu, Indonesia masih bisa mengoptimalkan investasi proyek pemerintah, seperti berbagai proyek hilirisasi. Ini bisa menopang pertumbuhan ekonomi karena menciptakan nilai tambah. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×