kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

IDI: Kekebalan kelompok takkan terbentuk jika banyak masyarakat tolak vaksin Covid-19


Kamis, 14 Januari 2021 / 11:52 WIB
IDI: Kekebalan kelompok takkan terbentuk jika banyak masyarakat tolak vaksin Covid-19
ILUSTRASI. Daeng Mohammad Faqih, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI)


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Anna Suci Perwitasari

BPOM juga telah mengumumkan hasil efikasi berdasarkan uji klinik fase III di Indonesia yang mencapai 65,3%. Angka efikasi tersebut lebih tinggi dari ketentuan WHO yang menetapkan syarat minimal efikasi vaksin Covid-19 sebesar 50%.

"Proteksi yang diberikan oleh vaksin Covid-19 apapun dengan tingkat efikasi di atas 50%, pastinya jauh lebih baik daripada tidak di vaksin sama sekali,” tegasnya.

Hasbullah Thabrany, Pakar Kesehatan Masyarakat mengatakan pada dasarnya nilai efikasi 65,3% sudah baik, dari segi persyaratan juga dinilai sudah mencukupi. Namun Ia menambahkan perlu ditekankan bahwa tidak ada hubungan efikasi dengan keamanan vaksin.

"Perlu dicatat, tidak ada hubungannya efikasi dengan keamanan vaksin. Dari segi konsep akademik vaksin ini sudah memenuhi syarat,” ujarnya.

Baca Juga: Ekspor China tumbuh lebih tinggi dari perkiraan pada Desember 2020, impor naik pesat

Namun selain vaksin, penting juga terus mengkomunikasikan penegakan disiplin protokol kesehatan, merupakan upaya berkesinambungan untuk mendukung program vaksinasi. “Hal ini perlu terus disuarakan agar pemahaman dan kedisiplinan masyarakat terus dipertahankan,” ujarnya.

Hasbullah menjelaskan, untuk mengakhiri pandemi perlu 70% penduduk dunia divaksinasi. Oleh karena itu dunia memiliki lembaga COVAX yang disediakan bersama bank dunia, WHO, dan UNICEF. Karena hal ini menjadi kepentingan dunia, tidak bisa diselesaikan hanya oleh satu negara. Masyarakat juga dihimbau agar tidak ragu-ragu menerima vaksin.

"Kita tidak boleh ragu-ragu karena target kekebalan komunitas tidak akan tercapai kalau ada keraguan, sehingga target memutar kembali roda perekonomian pun tidak tercapai. Dari segi ilmu manajemen ini disebut start with the low hanging fruit, ambil yang sudah dekat jangan yang tinggi atau jauh-jauh, tapi jangan kemudian menjadi lengah, vaksin yang lain juga perlu diambil atau dipersiapkan,” pungkas dia. 

Selanjutnya: Usai menerima vaksin Covid-19, jangan lakukan hal ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×